blog-image

Mojokerto – GEMA MEDIA : Satu kata menjadi sangat bermakna jika kata-kata itu terucap dari lubuk hati yang paling dalam. Bukan hanya pemanis dibibir saja dan  hanya sekedar menyenangkan orang lain. Sepertinya pernyataan itu dapat terbukti, ketika Ika Puspitasri (Ning Ita) Walikota Mojokerto mengucapkan kalimat “Kulo Mboten Tego” akibat menghadapi situasi pandemi yang tak kunjung henti. Terlebih lagi ada perpanjangan PPKM Darurat. “Kulo mboten tego dengan pelaksanaan perpanjangan PPKM darurat yang dirasa akan memberatkan masyarakat. Terutama, bagi mereka yang menggantungkan hidup sehari-hari dari berdagang.” katanya.

Hati nurani yang tersentuh, Walikota perempuan pertama ini memiliki kepekaan sosial yang tinggi, namun di satu sisi tidak bisa menolak atas kebijakan Pemerintah pusat yang harus dilakukannya. “PPKM darurat yang sekarang diperpanjang   menjadi level 3 dan level 4 tidak bisa dihindari demi menekan angka kasus covid-19” tegasnya.

Walikota bersama suami dan para komunitas peduli warga terdampak covid-19-dok

Ternyata satu kalimat itu menjadi inspirasi bagi banyak pihak yang peduli dengan dampak pandemi ini. Salah satunya yakni Komunitas Ngaji Ngopi yang dikomandani Chariris dan Gus Iful. Dua warga asli Kota Mojokerto ini membuka donasi dengan cara menjual kaos oblong bertuliskan ucapan Ning Ita  #Kulo Mboten Tego.

Kaos yang dibandrol seharga Rp. 95 ribu per pieces tersebut hasil keuntungannya akan di sumbangkan kepada warga Kota Mojokerto yang terimbas langsung kebijakan PPKM darurat hingga PPKM Level 3 dan 4.

Kepedulian yang sama juga dilakukan komunitas ‘Project Anget’ yang merupakan kumpulan para pelaku industri kreatif anak muda Kota Mojokerto. Diantaranya,Fotografer, Videografer, anak band, konten kreator, Event Organizer, seniman, pelaku wisata dan masih banyak lagi.

Untung Sitanggang, Koordinator Komunitas Project Anget mengatakan disaat pandemi ini  kebanyakan dari para pelaku industri kreatif terdampak dan tidak bisa melakukan kegiatan dikarenakan aturan dari pemerintah.

“Dan akhirnya timbul ide untuk berbagi dengan orang- orang yang sebasib meskipun kita sendiri para pelaku industri kreatif juga terdampak,” tegasnya, Minggu (25/7/2021).

Untung menyebut, kegiatan Project Anget yakni membagikan makanan ke warga yang isoman khususnya wilayah Kota Mojokerto dan membagi sembako kepada orang-orang yang terdampak atau tidak bisa kerja. “Sasarannya kita targetkan warga yang tidak tercover bantuan dari pemerintah,” cetusnya.

Persiapan membantu warga yang isoman akibat terpapar covid-19-dok

Pemuda Batak yang berdomisili di Kota Mojokerto ini menambahkan donasi pertama kali merupakan hasil kolektifan sesama anggota kemudian menyebar pamflet di sosial media dan tiap hari dilakukan update pemasukan dan pengeluaran di akun IG @projectanget.

“Donasi ada yg berupa barang  sembako, oxygen kaleng, vitamin dan untuk uang sampai hari ini terkumpul Rp 17 juta. Dan kita juga meminjamkan tabung oksigen 1 meter gratis beserta isinya karena di anggota kami ada yg memiliki tabung oksigen 1 buah,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari memberi apresiasi luar biasa terhadap para komunitas peduli Covid-19 Kota Mojokerto. Bahkan Petinggi Pemkot ini rela merogoh kocek pribadinya untuk ikut memberi sumbangan.

Didampingi suami Supriyadi Karima Saiful, Ning Ita bertemu langsung dengan komunitas Ngaji Ngopi di Ruang Sabha Pambojana, Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Sabtu (24/7) malam. Dalam kesempatan tersebut, Ning Ita dan suami menyerahkan uang tunai senilai Rp. 10 juta rupiah untuk pembelian kaos, sebagai bentuk dukungan kepada gerakan #kulombotentego.

“Saya sangat mengapresiasi kepedulian dan solidaritas komunitas – komunitas ini dalam membantu masyarakat. Saya berharap agar gerakan-gerakan semacam ini dapat tumbuh dan berkembang di masyarakat, untuk bersama-sama dengan Pemerintah Kota Mojokerto mengisi celah-celah penanganan Covid-19,” pungkasnya. (Nov/an)