blog-image

Mojokerto-GEMAMEDIA : Menanggapi berita yang beredar terkait Nyamuk Chikungunya yang menyerang warga Lingkungan Balongkrai Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon beberapa waktu lalu, dr. Farida Mariana Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) Kota Mojokerto, menampik adanya kasus chikungunya yang terjadi di Wilayah Kelurahan Pulorejo.

“Kita sudah melakukan pemeriksaan kepada korban yang digigit nyamuk chikungunya, mulai pengambilan darah lakukan uji lab, ternyata hasilnya adalah typhoid (tyfus,red),” ungkapnya saat di konfirmasi oleh tim Gema Media. Jum’at, (26/3/2021).

Sanitarian Puskesmas Mentikan menjelaskan perbedan antara DBD dengan chikungunya-an


Terkait gejala, lanjut mantan Kepala Puskesmas Blooto, memang menyerupai gejala cikungunya. Gejala yang di akibatkan dari gigitan chikungunya ini yakni demam tinggi, ngilu/nyeri di persendian terutama lutut pergelangan tangan dan kaki, tulang belakang disertai ruam (kumpulan bintik-bintik merah pada kulit) dan bertahan 5-7 hari.

“Biasanya apabila korban yang digigit mengalami ciri-ciri tersebut langsung kita lakukan tindakan,” imbuh Wanita yang berkantor di Jalan Pahlawan No 42, Kota Mojokerto.

Tidak hanya itu, hasil laporan dari lapangan memang ada 13 orang yang diduga tergigit nyamuk cikungunya, dan 12 diantarnya sudah sembuh. “Untuk yang satu ini kemarin kita ambil sampling darahnya dan hasil yang keluar itu ternyata tyfus dan hasil pemeriksaan dari tim puskesmas bahwa 13 orang tersebut negatif chikungunya,” cetusnya.

saat diwawancarai petugas kesehatan kronologi sakitnya-jen


Ia juga mengatakan, bahwa hari ini tim promkes puskesmas dan nursing community sudah melakukan tindak lanjut dengan memberikan penyuluhan tentang  penyakit chikungunya dan pemeriksaan jentik ulang di lokasi.Hal senada juga dikatakan oleh dr Hesty Mustika Dewi selaku Kepala Puskesmas Mentikan dan Dwi Hartanti sebagai Sanitarian Puskesmas menambahkan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada kader pada setiap giat PSN yang rutin dilakukan setiap jum’at.

“Seperti tadi pagi kita kumpulkan semua kader lingkungan Balongkrai, kita kasih arahan dan pengertian terkait nyamuk cikungunya,” ungkap Hesty sapaan akrabnya.

Selain itu kita juga menghimbau kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan, terlebih ini musim hujan. Nyamuk suka berkembang biak pada genangan air. “Tetap menerapkan 3M (Menutup, Menguras, Mengubur) agar tidak menjadi sarang nyamuk,” pesannya.

Terkait perbedaan nyamuk DBD dan Cikungunya ini dia menambahkan, bawasannya kedua nyamuk ini sama menularkan virus dari gigitan.

“Perbedaan yang kentara pada nyamuk ini yakni berkembang biakannya kalau DBD pada air menggenang dan bersih kalau cikungunya ini lebih ke ruang lembab dan gelap,” pungkasnya. (Jen/an)