blog-image

MOJOKERTO-(GEMA MEDIA)-
Jumlah kasus terkonfirmasi positif yang berasal dari orang tanpa gejala (OTG) di Kota Mojokerto, terus bertambah setiap harinya. Hari ini (12/7), Tim Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis jumlah data terbaru pasien yang terpapar virus korona sebanyak 14 orang. Data tersebut, disampaikan langsung oleh Juru Bicara Gugus Tugas Gaguk Tri Prasetyo, langsung dari Posko Covid-19.
Selama ini, kata Gaguk sapaan akrabnya, jumlah pasien terkonfirmasi di Kota Mojokerto hampir 90 persen didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Meningkatnya jumlah status dari orang tanpa gejala menjadi pasien terkonfirmasi positif, harus disikapi dg meningkatkan kewaspadaan utamanya bagi orang tanpa gejala ( OTG ). Karena orang tanpa gejala ini tdk ada keluhan dan merasa sehat, padahal dia sangat beresiko menularkan Covid19 ke orang lain . OTG adalah orang yg kontak erat dengan confirm yang positif. Maka meski tanpa gejala harus isolasi mandiri dan rapid serta swab . Sehingga diharapkan bagi masyarakat yang memiliki riwayat kontak erat atau pernah berinteraksi dengan orang yg positif agar bersedia di lakukan rapid serta swab dan melakukan isolasi mandiri meskipun tidak merasa sakit, dan tentu mereka jg hrs menerapkan protokol kesehatan dg disiplin. Krn mereka sangat beresiko menularkan ke orang lain ,dan masyarakat jangan mendiskriminasi OTG tetapi bantu mereka selama isolasi mandiri serta bantu mereka agar taat protokol kesehatan, ikut awasi mereka dan dukung mereka secara psikologis agar segera sehat kembali .

Disamping itu sangat dibutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.
"Sinergi yang kami maksud adalah menyampaikan informasi atau segera melapor jika ada keluarganya yang habis berpergian ke luar kota tapi tidak menjalani rapid test. Selain itu, rapid test secara door to door yang dijalankan oleh pemerintah daerah, harus mendapatkan dukungan dan kerjasama dari masyarakat, laporkan kepada tim gugus tugas yg ada di kelurahan atau petugas kesehatan yg ada di puskesmas jika ada riwayat keluarga yang sakit atau pun meninggal dengan gejala yg mengarah pada covid-19," jelas Gaguk.
Hal tersebut pun lanjut Gaguk, Bahwa dalam masa transisi menghadapi tatanan kehidupan baru seperti saat ini. Masyarakat harus lebih mawas diri dalam menghadapi situasi dan kondisi pandemi Covid-19. Namun sayangnya, masih banyak dijumpai pelanggaran terkait penerapan protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.
"Kita pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendirian dalam melawan virus korona ini, tapi kita butuh peran aktif dan partisipasi dari seluruh komponen  masyarakat. Dengan saling bersinergi , kami yakin penyebaran virus ini bisa kita minimalisir sejak dini. Untuk itu, kami mengajak seluruh masyarakat ayo bersama-sama bersinergi, peduli dalam memutus mata rantai penyebaran virus. Dengan tidak menutupi riwayat perjalanan, dengan tidak menolak rapid test serta swab ataupun dengan melaporkan riwayat asli jika ada keluarga yang meninggal," tegasnya.

Sementara itu, dari data terbaru kasus Covid-19 di Kota Mojokerto tanggal 11 Juli 2020, untuk Orang Dalam Resiko (ODR) bertambah menjadi 5.853 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 751 orang, Orang Tanpa Gejala (OTG) 162 orang. Dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 21 orang. Untuk jumlah PDP yang meninggal hingga saat ini berjumlah 10 orang. Sedangkan kasus pasien terkonfirmasi, bertambah menjadi 133 orang, 21 orang di antaranya dinyatakan sembuh, 5 orang meninggal dan 107 masih dirawat.