blog-image

MOJOKERTO -GEMA MEDIA:- Dihadapan sekitar 80 Kepala Sekolah tingkat SD, SMP dan SMA/SMK se-Kota Mojokerto, Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Sigit Dany Setiyono, SH, SIK, M.Sc Eng melaksanakan silaturahmi serta memberikan sosialisasi ancaman bahaya narkoba terhadap pelajar dan remaja. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Dinas Pendidikan, Jalan Benteng Pancasila, Kota Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (28/11/2018).

Hadir pula dalam kegiatan tersebut, Kepala BNN Kota Mojokerto, Kasat Resnarkoba, Kasat Binmas dan perwakilan dari UPT Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, Amin Wachid menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang digagas oleh Kapolres Mojokerto Kota ini. "Saya sangat apresiasi dengan bapak Kapolres yang mempunyai begitu banyak kegiatan inovatif, terlebih lagi kegiatan tersebut selalu melibatkan pelajar di Kota Mojokerto," kata Amin.

Masih katanya, selain itu, kegiatan Polres Mojokerto Kota dibawah kepemimpinannya sangat aktif dan mampu memberikan rasa aman, nyaman serta lebih menggeliatkan kegiatan di Kota Mojokerto. "Dibawah kepemimpinannya, ada satu hal yang tidak bisa kita lupakan yakni selesainya kasus lahan SDN Kranggan 1 dengan damai dan tuntas. Dari usaha beliau itu, menjadi langkah awal dalam penyelesaian kasus-kasus lahan sekolah yang lain," tandasnya.

Pada kesempatan tersebut, Kapolres Mojokerto Kota memberikan pemaparan terkait maraknya peredaran narkoba dan sabu yang semakin gencar di Kota Mojokerto. Hingga saat ini, kasus penyalahgunaan obat terlarang tersebut menjadi atensi bagi jajaran kepolisian. "Ini benar-benar darurat narkoba, karena saat ini yang telah menjadi korban dari penyalahgunaan obat terlarang tersebut sudah masuk ke ranah pelajar.

Hal ini harus segera diambil tindakan, meskipun jajaran kepolisian sudah menangkap beberapa pengedar bahkan bandar, bukan berarti kita sudah aman," papar Sigit, sapaan akrab Kapolres Mojokerto Kota.

Sigit menegaskan, bahwa pemberantasan peredaran narkoba tidak bisa dilakukan oleh jajaran kepolisian dan BNN saja, tapi juga peran serta masyarakat yang aktif dalam mengawal dan bersama-sama ikut memberantasnya. "Kita harus bersinergi, langkahnya cukup simpel yakni kita harus mau memperhatikan sekitar kita atau lingkungan paling kecil yaitu keluarga atau sekolah. Jika memang mengetahui adanya gelagat yang mencurigakan terkait dengan peredaran narkoba tersebut maka segera untuk melaporkan," imbuhnya.

Selama ini, lanjutnya, banyak masyarakat yang takut untuk melaporkan. Ini kendala utama gagalnya pemberantasan narkoba, karena membiarkan langkah awal dari para pengedar untuk melakukan operasinya dengan leluasa.

" Prinsipnya, masyarakat harus paham dulu apa sebenarnya bahaya dari penggunaan narkoba dan sabu, efek dan akibatnya. Lalu ambil langkah diawali dengan ketahui, laporkan, awasi dan kawal. Jika masyarakat berani melakukan hal itu, maka saya yakin peredaran narkoba bisa ditekan seminim mungkin," ungkap Sigit.

Disini perlunya kerjasama dari seluruh elemen masyarakat dan mendapat dukungan penuh dari pihak kepolisian dan BNN. Ini yang disebut sinergitas, sebuah kerjasama berkelanjutan dan tidak terputus. Oleh karena itu, sebagai tenaga pendidik mempunyai kewajiban untuk terus menggencarkan kampanye perang atas narkoba dan sabu agar pelajar tidak ikut menjadi korban.

"Harapan kami, sinergitas ini tidak berhenti sampai disini agar generasi muda kita nantinya aman dari bahaya narkoba dan mempunyai masa depan yang lebih baik serta menjadi generasi emas yang mampu bersaing di dunia internasional," pungkasnya.

Kapolres Mojokerto Kota memberikan gagasan kepada seluruh kepala sekolah yang hadir guna membentuk duta anti narkoba yang terus dibina dan diberi pemahaman agar mengetahui hal-hal terkait dengan obat terlarang tersebut. Ide ini disambut sangat baik oleh pihak Dinas Pendidikan beserta seluruh kepala sekolah yang hadir. (Ron/ri)