blog-image

KABUPATEN KARAWANG TERTARIK TPA RANDEGAN KOTA MOJOKERTO Pesona TPA Randegan yang berlokasi di jalan raya Sekar Putih Kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto menarik perhatian tersendiri bagi daerah-daerah lain yang sedang berbenah lingkungan, utamanya adalah sarana Penampungan Sampah Akhir (TPA). Hal ini dapat kita lihat setiap hari tak henti-hentinya TPA Randegan kebanjiran tamu baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Kab/.Kota di Indonesia sebagian besar sudah berkunjung ke TPA ini. Kabupaten Karawang misalnya, rombongan yang dipimpin oleh Wawan Setiawan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang jauh-jauh datang ke Kota Mojokerto, senin 17/10. Tujuan rombongan melihat langsung bagaimana pengelolaan TPA Randegan dalam waktu kurang dari dua tahun bisa berubah total. Wawan yang hadir beserta rombongan yang terdiri dari Kepaa Bappeda, lurah dan juga pejabat DLH Kabupaten Karawang lainnya, berkeinginan untuk mengelola TPA seperti di Kota Mojokerto. “ saya pingin mengadopsi yang sudah dilakukan oleh Pak Amin, strategi apa yang dilakukan sehingga secepat itu bisa berubah menjadi baik. Padahal jika dihitung dari anggaran Kabupaten Karawang jauh lebih besar dari anggaran yang ada di DLH Kota Mojokerto.” Kata Wawan disela-sela audiensi dengan Amin Wachid Kepala DLH Kota Mojokerto yang diterima di Caffe BSI Methanol. Dijelaskan oleh Amin bahwa, sebelumnya TPA Randegan diolah dengan sistem open damping, kemudian sanitari lanfil. Selain pengelolaan sampah itu, TPA juga bisa memproduksi pupuk kompos, pupuk cair dan gas metan. Pupuk kompos dan pupuk cair ini dibagikan kepada masyarakat secara gratis untuk kegiatan penghijauan, sedangkan gas metan disalurkan kerumah penduduk setempat sekitar 24 sambungan rumah tangga yang bisa menikmati bahan bakar gas metan dari sampah ini. “Tahun depan kami usulkan anggaran Rp 140 juta untuk menjangkau sekeliling TPA. Kemampuan produksi gas metan kami bisa untuk 100 rumah.” Besarnya potensi yang ada, bahkan bisa memberikan toleransi gas gratis hingga 24 jam. Operasional saat ini hanya 10 jam karena kemampuan kompresor kami yang terbatas. Jika disetujui maka kami akan mengaliri gas 24 jam non stop tahun depan,” tambah Amin. (ri)