Kelurahan Jagalan Bebas Jentik
blog-image

KELURAHAN JAGALAN BEBAS JENTIK Kelurahan Jagalan dinyatakan sebagai Kelurahan bebas jentik. Hal tersebut disampaikan Walikota Mojokerto Drs. H. Mas’ud Yunus, ketika melakukan pemantauan kegiatan Jum’at berseri plus Pembrantasan Sarang Nyamuk (PSN) 60 menit Terintegrasi dan program cuci rumah di Lingkungan RW.01 Kelurahan Jagalan, Jum’at (24/2/2017). Kegiatan ini dilakukan bersama dengan isteri Hj. Siti Amsah Mas’ud Yunus, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto bersama-sama dengan jajaran SKPD, Polresta Mojokerto dan Kepala BNN Kota Mojokerto. Sebelum melaporkan hasil pemantauan PSN 60 menit dilapangan, M. Rifa’i, Lurah Jagalan menyampaikan masalah pembentukan bank sampah. Dari 6 (enam) RW terbentuk 3 RW yang membentuk bank sampah diantaranya di RW.01 terbentuk bank sampah Tulif, RW.02 bank sampah Bugenfil dan RW.O1 lingkungan Kalimati Bank sampah Berkah Jaya. 3 RW lainnya masih dalam proses pembentukan. Hasil program cuci rumah , penimbangan Bank sampah terkumpul 73,3 Kg senilai Rp.123.970,-. Jumlah tersebut telah dikelola olen Bank Sampah Tulif . Sementara evaluasi hasil pemantauan dilapangan yang disampaikan oleh Lurah Jagalan , menemukan beberapa permasalahan sosial, rumah warga ambruk, penderita katarak, anak sakit TB kelenjar, penderita strok, Keterbelakangan mental, gangguan tumbuh kembang anak, anak putus sekolah, Janda hidup sebatangkara, Hipertensi dan lingkungan rumah tidak sehat. Menurut Lurah semua permasalahan sosial tersebut sudah ditindak lanjuti oleh Dinas terkait. Walikota Mojokerto dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada kader motivator Kelurahan Jagalan karena berkat kerja keras kader bulan Januari sampai dengan bulan Pebruari 2017 Kelurahan Jagalan dinyatakan sebagai Kelurahan bebas jentik. Namun demikian disisi lain di Kelurahan Jagalan masih banyak ditemukan permasalah sosial yang telah mendapatkan perhatian dari Dinas terkait. Dan pada saat ini kita dihadapkan pada penyakit menular dan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pola makan yang salah dan malas olah raga. Maka kader motivator diharapkan dapat merubah mensage masyarakat dari hidup yang tidak ber PHBS menjadi hidup PHBS, menciptakan lingkungan sehat dan rajin berolah raga salah satunya senam anti stroke. Sedangkan untuk mewujudkan lingkungan hidup sehat, Pemerintah Kota Mojokerto tahun 2016 sudah menyelesaikan program kampung kumuh sebagai kelanjutan dari program bedah kampung sehat. Dilanjutkan lagi dengan program Kampung Bersih, Sehat, Teduh, Indah dan Aman ( Kasih Setia ) dengan anggaran Rp. 50 Juta per RW. Itu semua Pemerintah Kota ingin mewujudkan Kota Mojokerto yang kecil, yang bersih dan sehat. Sementara Hj. Siti Amsah Mas’ud Yunus dan Dra, Cristiana Indah Wahyu, Apt, Msi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto juga menemukan tumpukan sampah di rumah gang-gang kecil, langsung diingatkan kepada warga, sekarang juga tumpukan sampah harus segera dimasukkan glangsing dan segera dibawa dan ditimbang di Bank Sampah, agar disamping lingkungan menjadi bersih dan sehat, anggota keluarganya tidak terkena penyakit, dan sampahnya menjadi uang. (Orz).