blog-image

RAKOR PELAKSANAAN PROGRAM COMMUNITY TB – HIV CARE AISYIYAH Pimpinan Daerah Aisiyah Kota Mojokerto, Hj. Sudarmi, membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Community TB – HIV Care Aisiyah, hari Senin (20/2/2017) bertempat di Hotel Raden Wijaya. Rapat Koordinasi tersebut dihadiri oleh 18 (delapan belas) orang dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, Puskesmas, Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto, Komisi Penanggulangan Aids (KPA), Forum Kota Sehat (FKS) dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). Ketika membuka Rakor Sudarmi mengatakan bahwa tahapan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Community TB Care Aisyiyah SSR Kota Mojokerto dan yang telah membuahkan kesepakatan perlu ditindak lanjuti oleh peserta Rakor dan perlu dioptimalkan ke depan. Pada Rakor kali ini membahas upaya peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian TB di Kota Mojokerto dan segala permasalahan / hambatan-hambatan yang sedang dihadapi misalnya SDM kader yang cukup bervariasi, tidak semua kader menindaklanjuti hasil pelatihan (ada yang rajin menyuluh, ada yang tidak), Kesadaran calon pasien untuk sembuh masih rendah sehingga merupakan perjuangan bagi kader untuk membujuk suspect memeriksakan diri dan berobat, terdapatnya beberapa kader yang kurang melakukan komunikasi dengan Puskesmas dan SSR dan lain-lain.Hal tersebut harus ada upaya untuk mengatasinya dan pemantapan pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan. Dra. Ec. Tatik Lutfiati, ST, Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah / Ketua Sub –Sub Ripition (SSR) Kota Mojokerto menyampaikan tentang Laporan hasil capaian SSR TB-HIV Kota Mojokerto pada bulan Desember 2016 – Januari 2017. Dari laporan tersebut sampai dengan bulan Januari 2017 telah menemukan 19 suspek, dan 9 suspek diantaranya positif TB dan ditemukan 1 (satu) TB kelenjar anak. Melihat temuan tersebut dengan pendampingan 48 (empat puluh delapan ) kader dari Puskesmas dan dari organisasi Aisyiyah Tatik berharap penyuluhan kepada masyarakat tentang TB terus dilakukan, penguatan jaringan dan program penanggulangannya, menjaring Suspek TB, pendampingan, pengawasan, pemantauan, pelaporan dan terus menjalin kemitraan dengan SKPD terkait / lembaga kemasyarakatan mengingat kuman TB dapat menular pada setiap orang. Karena itu pasien harus diobati sampai sembuh. Adapun gejala orang sakit TB yang disampaikan dr. Sri Wahyuni dari Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, adalah batuk berdahak lebih dari 2 (dua) Minggu, mengalami sesak napas, berat badan turun dan keluar keringat tanpa aktivitas. Dan kasus TB ini sering terjadi pada masyarakat dengan masalah sosial ekonomi. Sri Wahyuni juga berharap kasus TB terus meningkat marilah kita bersama-sama bersinergi antara Pemerintah dengan organisasi Aisyiyah, saling mendukung dan bekerja sama dalam upaya pembrantasan TB sehingga kesehatan masyarakat akan lebih baik.(Orz).