blog-image

PNS TERINTEGRASI DENGAN CUCI RUMAH DI KELURAHAN MAGERSARI KOTA MOJOKERTO :Inovasi baru, yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mojokerto dalam pembangunan dibidang kesehatan. PSN terintegrasi kali ini diwarnai dengan program cuci rumah. Mendengarkan istilahnya saja terbenak dalam pikiran kita, mencuci berarti bersih. Lalu bagaimana rumah kok dicuci? Inilah sebuah istilah yang disampaikan oleh Walikota Mojokerto dalam rangka menciptakan kebersihan lingkungan. Ini merupakan salah satu upaya menciptakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Dalam program cuci rumah ini melibatkan Kader Lingkungan Berseri dari Dinas Lingkungan Hidup, Kader motivator kesehatan dari Dinas Kesehatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat yang sebelumnya dibina Bapemas, serta kader bank Sampah. Teknisnya para kader ini didampingi oleh tim pembina mulai dari Walikota hingga jajaran SKPD. Namun untuk mempercepat waktu, telah disepakati bahwa, satu hari sebelumnya kader lingkungan berseri ini mengadakan kerja bhakti dengan warga termasuk membersihkan masing-masing rumah. Dari hasil mencuci /membersihkan tadi didapatkan beberapa barang bekas baik yang masih layak pakai maupun yang perlu dibawa ke Bank sampah. Untuk barang bekas layak pakai seperti sepatu, tas, pakaian dll, diseragkan kepada LPM Kelurahan setempat untuk disumbangkan kepada orang yang berhak menerimanya. Sedangkan untuk jenis sampah kering disetor ke Bank Sampah setempat untuk ditimbang dan dicatat ke buku tabungan nasabah untuk dikumpulkan dan pada saatnya akan digunakan untuk bayar pajak. Sementara sampah basah hasil kerja bhakti atau dari dapur dimasukkan komposter diolah jadi pupuk kompos, namun jika warga belum memiliki komposter maka sampah basah dimasukkan ke tong sampah depan rumah warga yang selanjutnya diangkut oleh petugas ke TPA. Sedangkan sampah yang dikumpulkan oleh Bank Sampah diangkut oleh petugas Bank Sampah Induk (BSI) ke gudang yang ada di area TPA. Sampah di BSI dipilah lagi dan dipaking untuk dijual ke pihak ketiga yaitu pengepul/pengusaha. Masalah pembayaran sampah pihak Bank Sampah cabang di RT/RW berhubungan langsung dengan bendahara BSI. Jika ini bisa dilakukan, maka pada hari jumat paginya Bapak Walikota bersama tim tinggal memantau rumah-rumah tersebut sekaligus melihat jentik di kamar mandi warga atau ditempat-tempat yang cenderung dihuni nyamuk Aedes Aegepty. Dengan demikian yang bersih bukan hanya kamar mandi akan tetapi seluruh rumah dalam kondisi bersih dan rapi. Dari sinilah PHBS dapat menjadi budaya masyarakat Kota Mojokerto. Pada akhirnya penghargaan Adipura dan Kota sehat dapat kita raih. Amin (ri)