Pemkot Salurkan Raskin Gratis
  • Post by humas on 03 March 2015
blog-image

Sebanyak 345 warga miskin se-Kelurahan Pulorejo menjadi yang pertama menerima program beras miskin (raskin) di Kota Mojokerto tahun 2015. Pembagian yang berlangsung di Kantor Kelurahan Pulorejo Selasa (3/3) kemarin disalurkan langsung oleh Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus didampingi Kepala Bulog Sub-Divre Wilayah II Surabaya Selatan Budi Ganeviantara, Kepala Dinas Sosial Sri Mudjiwati dan Lurah Pulorejo Akhmad Adjib Mustofa. Kemudian penyaluran dilakukan secara bertahap di kelurahan-kelurahan se-Kota Mojokerto.

Walikota Mojokerto saat memberikan pengarahan mengatakan bahwa pemberian raskin secara gratis ini menambah daftar pelayanan secara gratis di Kota Mojokerto. Setelah kesehatan gratis, biaya pendidikan gratis, pengurusan administrasi kependudukan gratis, angkutan kota malam gratis dan tahun 2015 ini ada program raskin gratis.

“Kalau tahun yang lalu raskin ini harus tebus 1600 rupiah perkilogram, tahun ini sudah tidak pakai nebus. Mulai tahun ini sudah dibayar penuh oleh pemerintah baik dari APBN maupun APBD,” kata Walikota. Hal ini dimaksudkan, jangan sampai ada warga miskin di Kota Mojokerto yang tidak makan karena tidak bisa nebus raskin.

Warga miskin yang terdata untuk raskin ini juga menjadi data dasar bantuan-bantuan yang lain. “Jadi bapak-ibu yang terdata ini nanti juga akan menerima Kartu Indonesia Sehat, Kartu Simpanan Kesejahteraan Keluarga, kalau punya anak usia sekolah juga akan dapat Kartu Indonesia Pintar,” terangnya.

Walikota juga menekankan bahwa penerima raskin adalah yang sudah terdata. “Hati-hati dalam menyalurkan raskin. Raskin tidak boleh dibagi rata. Sebab bunyi nomenklaturnya itu beras untuk keluarga miskin. Yang tidak miskin tidak boleh ikut-ikut. Data yang ada ini by name by address, jadi sudah jelas semuanya,” tegasnya. Walikota menambahkan bahwa siapapun yang melakukan penyimpangan itu berarti melakukan tindak pidana dengan denda 50 juta atau kurungan 3 bulan penjara.

Seperti kata Walikota pada saat rapat koordinasi penyaluran raskin beberapa waktu yang lalu, bahwa perokok dilarang menerima raskin. “Keluarga miskin harus mensukseskan program pola hidup bersih dan sehat. Salah satu ciri hidup sehat adalah tidak merokok. Masa’ beli rokok bisa tapi kalau nempur (beli beras) tidak bisa. Ini kan aneh,” lanjut Walikota.

Setelah memberikan sambutan, Walikota meninjau beberapa karung beras dan melihat langsung kualitas beras yang akan dibagikan. Sebelum meninggalkan tempat, Walikota menemui warga yang menggendong anaknya yang sakit hidrosefalus. Walikota yang terenyuh menanyakan kesehatan dan upaya apa saja yang sudah dilakukan. Spontan, Walikota memberikan satunan secara pribadi dan menitipkan pesan agar putranya tersebut terus dirawat dengan baik. (kha, Rr _ Humas)