Penilaian Lomba Psn Di Sdn Kranggan 3
  • Post by humas on 18 September 2014
blog-image

Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus menyambut kedatangan tim penilai lomba PSN tingkat sekolah di SDN Kranggan 3 Kota Mojokerto, Kamis (18/9). Tim penilai dari Pemprov Jatim ini berjumlah 9 orang yang diketuai Ratnadi Ismaun Kepala Biro Kesra Setda Propinsi jatim.

Ratnadi mengatakan penyakit DBD di kota Mojokerto termasuk rendah dibandingkan dengan daerah lain. Namun indeks jentik demam berdarah di sekolah masih cukup tinggi sehingga penularan sekolah besar.

 Lebih lanjut dikatakannya, Pemprov Jatim sudah mengembangkan upaya untuk mengurangi penyakit demam berdarah. “Tidak hanya di sekolah saja, tapi juga dilakukan di sekitar sekolah, yaitu program 500 meter di samping kanan kirinya. Oleh karena itu juga dibutuhkan peran ibu PKK untuk memotivasi. Program upaya mengurangi demam berdarah di sekolah inilah yang akan dinilai dalam lomba ini,” kata Ratnadi.

Mengawali sambutannya, Walikota memekikkan yel-yel perjuangan PSN, “PSN Yes, Mojokerto Maju, Sehat, cerdas, Sejahtera, Bermoral,”.

Walikota Mas’ud mengatakan berkat kegiatan Jumat berseri dan PSN 60 menit di kota Mojokerto dari tahun ke tahun Penderita DBD terus menurun. ”Tahun 2013 penderitanya hanya 14 orang, dan tidak ada penderita meninggal dunia. Ini berkat kesungguhan kader PSN,” katanya.

Peran dan fungsi kader PSN, lanjut Mas’ud ini telah ditingkatkan menjadi kader motivator kesehatan, yang tidak hanya melihat jentik tapi lebih luas lagi juga mendorong dan memiotivasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, jadi cakupan kerja nya lebih luas. Selain itu kader motivator tidak hanya di tingkat RT RW tapi juga di sekolah dengan menggalakkan wamantik yaitu siswa pemantau jentik  yang dimulai dari lingkungan sekolahnya. Dari lingkungan sekolah inilah diharapkan terbentuk perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kasus DBD yang akan diaplikasikan di lingkungan sekitar siswa.

Dengan kegiatan lomba ini, Mas’ud berharap bisa meningkatkan kesadaran terhadap pemberantasan sarang nyamuk dan bahaya DBD. Dan penilaian lomba ini berarti kita mendapat apresiasi dari jatim sehingga akan lebih meningkatkan spirit kader. “Kami tidak minta juara tapi dorongan spirit yang tinggi dari tim penilai, agar DBD di kota Mojokerto bisa teratasi dan koordinasi antar kader dan dinkes serta instansi terkait terlaksana,” katanya.

Sementara itu Walikota juga berkata bahwa kader motivator kesehatan ini mempunyai kelompok paguyuban untuk diskusi dan kegiatan yang terkait tupoksinya. “Manfaatnya untuk memotivasi dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat kota Mojokerto. Semoga kota Mojokerto bisa menjadi motivator DBD tertinggi di jatim,” harapnya. (Rr - Humas)