Ibu-ibu Harus Pandai Matematika
  • Post by humas on 16 August 2014
blog-image

Sebagian orang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar. Demikian halnya bagi pelajarpun menganggap matematika sebagai pelajaran yang menakutkan. Konsep hitungan, banyaknya rumus dan guru yang dianggap galak, sering kali menjadi penghambat bagi anak-anak untuk bisa memahami pelajaran ini.

Atas dasar itulah Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto mengadakan pelatihan gerakan ibu-ibu pandai matematika (GIPITA) bagi anggotanya Sabtu (16/8) bertempat di Gedung Sahabat Kota Mojokerto. Bekerja sama dengan GEMPITA Mojokerto, Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto mendatangkan narasumber nasional Prof. Yohanes Surya, Ph. D dari Surya Institute. Acara ini juga dihadiri Kepala Dinas P & K, Kepala BPM dan Kabag Humas Protokol.

“Dengan diperkenalkannya metode Matematika Gasing, yaitu singkatan dari gampang asik dan menyenangkan, mudah-mudahan ibu-ibu dapat menularkan ilmu yang diperoleh dan bisa mendampingi putra-putrinya ketika belajar matematika di rumah. Dengan mendampingi anak-anak belajar di rumah, selain dapat menjalin kedekatan dengan anak-anak kita juga ikut mencerdaskan generasi bangsa,” seru Siti Amsyah Mas’ud Yunus, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto saat menyampaikan sambutan.

Walikota Mas’ud Yunus saat membuka acara sangat antusias menyambut acara ini. “Lima tahun ke depan yang utama kita bangun adalah sumber daya manusia, sebab itu yang kita miliki. Saya optimis kalau sumber daya manusia kita bangun dengan sungguh-sungguh, kondisi Kota Mojokerto ke depan akan menjadi kota yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral,” harapnya.

Walikota menambahkan, bahwa sebaik apapun konsep pendidikan, sebesar apapun anggaran pendidikan, seprofesional apapun guru-guru kita latih, kalau lingkungan di sekitar anak-anak itu tidak mendukung jangan berharap pendidikan itu akan berhasil. “Karena itu sejak tahun 2009 Kota Mojokerto mencanangkan Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan (PKMBP). Nah untuk keluarga berlingkungan pendidikan yang utamanya adalah kaum ibu. Oleh karena itu ini yang kita ajak untuk pandai matematika ibu-ibu. Kalau ibunya pandai, maka bapaknya dan anaknya akan ikut pandai,” jelas Walikota.

 

Ibu-ibu adalah motivator pendidikan di keluarga. Ibu-ibu harus bisa mendorong, menggerakkan dan memberi semangat pada keluarganya. “Nah untuk itulah ibu-ibu yang di sini harus dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di sini untuk anak-anaknya. Terlebih saya himbau untuk dapat ditularkan pada tetangga-tetangganya, saudara dan lingkungan sekitarnya. Saya yakin dengan metode ini, pandampingan di rumah akan lebih efektif dan belajar matematika akan lebih menyenangkan,” tutup Walikota. (Rr, kha - Humas)