blog-image

Untuk meningkatkan kepedulian, kebersamaan, kesetaraan dan jarring kerja untuk menumbuh kembangkan kemanfaatan timbal balik antara pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi social. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah kesejahteraan social menurut Dra. Siti Salbiyah Msi, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial pada Kantor Dinas Sosial Kota Mojokerto  adalah dengan mengadakan kegiatan pelatihan ketrampilan handycraft berbahan batik bagi penyandang Disabilitas.  
Maksud dan tujuan pelatihan ketrampilan bagi penyandang disabilitas tersebut adalah terwujudnya kemandirian , kesetaraan, kesempatan kerja dan usaha bagi penyandang disabilitas. Meningkatkan pemahaman, kepedulian dan keberpihakan terhadap penyandang disabilitas sekaligus menggali potensi dan bakat yang mereka miliki melalui pemberian pelatihan ketrampilan sehingga dapat berkembang menjadi suatu bentuk usaha yang mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan serta dapat membentuk pribandi yang mandiri dengan bekal ketrampilan yang dimiliki sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup dengan layak. Jelas Salbiyah.
Sementara Anis Mindarti, Spd, Msi. Mewakili Kepala Dinas Sosial Kota Mojokerto dalam sambutan pembukaan mengatakan bahwa sebagai instansi yang menangani masalah kesejahteraan social, Dinas Sosial Kota Mojokerto berupaya mengatasi permasalahan kesejahteraan social terebut melalui beberapa kebijakan teknis antara lain melalui pemberdayaan social yaitu peningkatan profesionalisme dan kinerja pelaku pelayanan dan rehabilitasi social  termasuk aparatur pemerintah, masyarakat, organisasi social dan dunia usaha serta penerima pelayanan untuk mencegah dan mengatasi masalah yang ada serta merealisasikan aspirasi dan harapan untuk meningkatkan kulitas hidupnya. Dalam hal ini partisipasi social juga tidak kalah pentingnya mliputi prakarsa, peran aktif dan keterlibatan seluruh unsure dan kompunen dalam penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi social.
Pelatihan yang berlangsung selama 3 (tiga) hari bertempat di Aula SLB Pertiwi  yang diikuti oleh 40 orang anak mendapatkan bimbingan dari 2 (dua) orang guru dari SLB dan 2 (dua) orang dari unsure swasta. Dengan bekal pelatihan yang diperoleh  peserta diharapkan dapat membuka usaha baru sehingga dapat terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak.(Orz).