blog-image

Untuk menghadapi era  perdagangan bebas dan adanya kesepakatan china Asean Free Trade Area (Cafta) dan Asean Economy Community (AEC) pada tahun 2015, Bagian Administrasi Perekonomian Setda Kota Mojokerto, menggelar Bimbingan Teknis SNI ISO 900 1 : 2008 Sistim Manajemen Mutu Bagi IKM Sektor Alas Kaki dan Sektor Mamin, dihadiri Kepala Dinas Koperindag, Kepala Bapeko, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian, Disperindag Propinsi Jawa Timur, dibuka oleh Asisten Pemerintahan, Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Mojokerto, Soemarjono, S.Sos, mewakili Sekda Kota Mojokerto, Selasa (6/5). 
Sumaridjono, ketika membacakan sambutan Sekda Kota Mojokerto mengatakan imbas kedua kesepakatan tersebut adalah banjirnya produk-produk buatan cina dan buatan negara Asean, yang sebagian besar oleh IKM kita, seperti pakaian, tas, alas kaki, makanan dan minuman. Ironisnya produk-produk tersebut saat ini sudah ber-standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini berarti sudah sesuai dengan persyaratan SNI, sehingga merekalah yang berhak menggunakan tanda “SNI” pada produk mereka, kemudian dengan produk IKM Kita. Kata Sumaridjono.
Untuk menjawab tantangan tersebut melalui Visi Pemerintah Kota Mojokerto, mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral, telah dirumuskan 4 misi pembangunan yakni menyediakan produk, jasa dan layanan yang maju dan berdaya saing tinggi, maka Pemkot lebih fokus membantu IKM (Sektor alas kaki, makanan dan minuman) agar mampu meningkatkan mutu produknya melalui penerapan standart. Dalam hal ini IKM/UKM membutuhkan akses permodalan, insntif pajak, bantuan simple tecnology dan program pelatihan yang berkelanjutan seperti metode peningkatan mutu seperti yang dilaksanakan sekarang ini. Oleh karena itu sumaridjono berharap kepada peserta agar dapat mengikuti pelatihan dengan baik terkait dengan pengenalan dan penerapan SNI ISO 900 1 : 2008 sistem manajemen mutu, sehingga dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya usaha alas kaki, makanan dan minuman yang berkualitas dan berdaya saing.
Dra. Sumarmi Astuti, Kepala Bagian Administrasi Perekonomian Setda Mojokerto, melaporkan Bimtek SNI dilaksanakan selama 3 (tiga) hari, mulai hari Selasa sd. Hari Kamis, tanggal 6 sd. 8 Mei 2014. Tanggal 6 Mei Bimtek dilaksanakan di Gedung Graha Praja Widjaya, mendapat materi Adolf Willem Talakua, ST Kabid Standarisasi dan Desaian Produk Industri Disperndag Prop. Jatim dilanjutkan survey atau peninjauan sampling ke lokasi usaha Mamin Restu Jamur Wahyu di Jalan Brawijaya dan kripik Casava d Wates dan IKM alas kaki di Kelurahan Surodinawan dan Kelurahan Miji. Tanggal 7 sd. 8 Mei Bimtek dilaksanakan di Hotel Raden Widjaya, dibagi dua kelas, kelas IKM alas kaki dan kelas IKM mamin. Peserta mendapatkan materi dari nara sumber Dinas Perindag Prop. Jatim dan dari Bagian Administrasi Perekonomian Kota Mojokerto dan nara sumber dari DPW Mastan Jatim.
Adapun Bimtek SNI yang diikuti 40 orang, berasal 20 orang bergerak dibidang usaha alas kaki dan 20 orang bergerak dibidang usaha makanan dan minuman, mempunyai maksud dan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada peserta terhadap pentingnya penerapan SNI ISO 900 1 : 2008 Sebagai panduan bagi IKM untuk melaksanakan praktek manajement terbaik yang mampu menumbuhkan pengakuan terhadap mutu dari proses pembuatan produk. Dengan pelatihan ini Sumarmi berharap peserta dapat menerapkan cara praktis terbaik didalam meningkatkan efisiensi proses produksi, memperbaiki kualitas kerja SDM, memperbaiki keamanan produk yang dihasilkan dan membuka pasar baru serta peluang untuk meningkatkan volume produksi.(Orz).