Apel Pagi, Budwi Sunu Pamit
  • Post by humas on 07 May 2014
blog-image

Apel pagi, Rabu (7/5), karyawan-karyawati di lingkungan Sekretariat Daerah Kota Mojokerto terasa berbeda. Dalam apel yang diterima langsung oleh Budwi Sunu Hernaning Sulistyo ini ia sekaligus berpamitan usai dilantik sebagai Staf Ahli Gubernur Jawa Timur Bidang Pembangunan. Posisinya sebagai Sekdakot Mojokerto kini ditempati Mas Agoes Nirbito Moenasi Wasono, yang sebelumnya menjabat Kepala Bakorwil Bojonegoro.
 
“Selama menjabat Sekdakot, saya menerima apel baru dua kali, yang pertama saat kulonuwun dan kedua ini sekarang saat pamit,” katanya.
 
Budwi Sunu mengatakan, mutasi ini merupakan amanah yang akan dilaksanakannya dengan baik. “Kita tahu jabatan di propinsi ini banyak yang menginginkan, banyak yang berupaya untuk mendapat kesempatan di propinsi. Saya merasa bangga bisa dimutasi di propinsi. Karena sepanjang pengetahuan saya hanya ada dua pejabat di kota Mojokerto yang bisa nenembus menjadi pejabat eselon 2 di propinsi, yang salah satunya adalah saya,” katanya.
 
Menurutnya, mutasi ini adalah promosi, dan ia merasa mendapat kehormatan. “Eselonnya sama 2a tapi cakupannya bukan hanya 2 kecamatan, tapi di propinsi perjalanan dinasnya di 38 kabupaten kota, seperti yang disampaikan Gubernur setelah pelantikan kemarin. Untuk itu saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak khususnya Bapak Walikota yang telah mengantarkan saya di tingkat propinsi kemarin,” katanya.
 
Masa kerja Budwi Sunu telah dimulai sejak tahun 1985, sedangkan dirinya menjabat sebagai Sekda kota Mojokerto selama 8 bulan. “Sejak awal saya sudah di kota Mojokerto ini, dan sekarang sudah 29 tahun masa kerja. Banyak orang yang mengatakan dengan adanya mutasi ini berarti Pak Sunu dibuang, tapi saya  katakan tidak, justru saya merasa dipromosikan, dan saya menyampaikan dengan tulus terimakasih dan mohon maaf bila dalam pergaulan dan perkataan kurang berkenan. Dalam waktu yang singkat selama 8 bulan ini tidak banyak yang bisa saya lakukan, namun semoga bisa bermanfaat,” katanya.
 
Mengakhiri sambutannya, Sunu memberi pendapat mantan Presiden Amerika sebagai bahan renungan. “Ada dua pendapat yang bisa jadi bahan renungan. Yang pertama, kalau ingin mengetahui karakter seseorang berilah ia kekuasaan, itulah karakter asli, kemudian yang kedua seseorang itu dilihat bukan karena jabatan atau kedudukannya tapi ditentukan oleh perilaku dan perkataannya,” pungkasnya. (Rr - Humas)