blog-image

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa, kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat menentukan bagi kehidupan masa depan mereka selanjutnya dan merupakan generasi dan harapan bangsa. Faktanya berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai permasalahan yang sangat kompleks seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Masalah yang menonjol dikalangan remaja yaitu permasalahan seputar TRIAD KRR (Seksualitas, HIV, dan AIDS serta NAPZA), rendahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja dan median usia kawin pertama perempuan relative rendah. Menurut hasil SDKI tahun 2007 median usia kawin pertama perempuan adalah 19,8 tahun dan hasil penelitian Puslitbang Kependudukan BKKBN tahun 2011 menemukan bahwa ada beberapa factor yang mempengaruhi median usia dan medis kawin pertama perempuan diantaranya factor sosial, ekonomi, budaya dan tempat tinggal, diantara factor tersebut factor ekonomi yang paling dominan. 
Demikian Dra. Eny Rahmawati, M.Si Kepala Kantor KB-PP Kota Mojokerto mengawali sambutan Pembukaan Seminar Pendewasaan Usia Perkawinan. Dijelaskan pula bahwa sebaiknya bagi para remaja putri untuk menikah usia yang paling baik adalah 21 tahun sedangkan untuk putra usia 25 tahun hal tersebut dikarenakan keduanya sudah sama-sama matang dalam merencanakan keluarganya, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional, pendidikan, sosial, ekonomi serta menetukan jumlah dan jarak melahirkan. Dengan penundaan usia perkawinan muda dapat menekan peledakan penduduk yang dalam hal ini meningkatnya jumlah minat penduduk dalam menunda usia kawin muda terutama anak remaja yang masih duduk di bangku SMP / SMA dikarenakan semua persiapan baik kesehatan reproduksi dan emosi, mental belum siap untuk kemandirian dalam melahirkan. 
Sebelum mengakhiri sambutannya Eny berharap kepada para remaja hendaknya menunda dulu untuk menikah sebelum menyelesaikan pendidikannya, terus bekerja, mapan dan mempersiapkan diri baik mental maupun spiritual baru menikah, agar nantinya dalam membina keluarga dapat menjadikan keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Agar dapat mewariskan generasi penerus yang berkwalitas sesuai dengan cita-cita bangsa. 
Menurut Kusna, SH tujuan dilaksanakan seminar ini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya KESRO (kesehatan Reproduksi Remaja) yang kaitannya dengan akibat perkawinan dalam usia muda yang dalam hal ini terjadi pada perempuan remaja, juga dapat menekan sedini mungkin terjadinya penundaan usia kawin muda pada remaja terutama perempuan dikarenakan berbagai factor kesehatan dan psikologi dan mental perempuan muda (remaja)
Kegiatan dilaksanakan pada (17/4) di Hotel Slamet yang diikuti oleh 100 orang murid-murid SMA/SMK/MAN se Kota Mojokerto, organisasi kepemudaan anggota PIK remaja, Dengan menghadirkan Nara sumber : dr. Akbar, SP.OG dengan materi Kenapa Kita harus mengetahui Kesehatan Reproduksi dan Hj. Atik Salamah, S.Pd., M.Pdi Ketua Balai Konseling Kota Mojokerto, yang menjelaskan tentang banyaknya kasus pernikahan dini yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan, menikah dalam usia muda menyebabkan keluarga sering tidak harmonis, cekcok, terjadi perselingkuhan, KDRT, rentan terhadap perceraian serta meningkatnya jumlah penduduk dengan kwalitas rendah. Pernikahan perlu adanya persiapan fisik, biologis, mental, sosial ekonomi, pendidikan dan ketrampilan, keyakinan atau agama.(Si)