blog-image

TUMBUH KEMBANG ANAK HARUS DI DETEKSI SETIAP BULAN

Pada dasarnya setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya. Untuk memantau tumbuh kembang anak dengan baik maka para orang tua, tenaga kesehatan, pendidik, kader dan tenaga lainnya yang berminat dalam tumbuh kembang anak, perlu mengetahui sekaligus mengenali cirri-ciri serta prinsip tumbuh kembang anak, seperti : pada usia berapa akan muncul gerakan, kata-kata maupun perilaku tertentu pada seorang anak dan pada usia berapa kemampuan tersebut digantikan dengan gerakan, kata-kata dan perilaku yang lebih matang. Oleh karena proses tumbuh kembang anak hampir sama, maka mengetahui ciri-ciri dan prinsip tumbuh kembang sesuai dengan yang dibutuhkan dan diharapkan anak untuk mencapai tumbuh kembang optimal.

Apabila perkembangan anak sesuai dengan cirri-ciri perkembangan pada usia tertentu berarti anak berhasil menyesuaikan diri secara normal. Melalui deteksi dini tumbuh kembang anak, penyimpangan dimana tumbuh kembang anak tidak sesuai dengan keadaan normal, dapat diketahui secara dini. Dengan demikian tenaga kesehatan dapat melakukan intervensi dini, yang tentu saja hasilnya akan jauh lebih baik dibandingkan dengan intervensi yang dilakukan kemudian.

Hal tersebut dijelaskan oleh Susilawati, Apt, M.Si Kabid Kesga pada Dinas Kesehatan Kota Mojokerto, pada acara Pertemuan Koordinasi dalam Keterpaduan Penerapan Stimulasi Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SIDTK) di Posyandu, BKB, dan Paud di Ruang Pertemuan Puskesmas Wates, Senin (17/3) yang diikuti 40 orang terdiri dari Guru TK, Guru Paud, Petugas Gizi Puskesmas dan Kader Posyandu se wilayah kerja Puskesmas Wates.

Susi juga menjelaskan Upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin sejak di dalam kandungan, dengan perhatian khusus pada bayi dan anak balita yang merupakan  “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan tumbuh kembang anak. Pembinaan tumbuh kembang anak merupakan salah satu supaya prioritas dalam mempersiapkan anak Indonesia menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, ceria, tangguh dan berbudi luhur.    

Agar tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta petugas lintas sektor dapat melakukan upaya pembinaan tumbuh kembang anak yang komprevensif, berkualitas dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan anak, maka dibutuhkan suatu standar pelayanan yang dituangkan dalam bentuk pedoman praktis yang tidak terlalu teoritis. Pedoman ini lebih menekankan pada cara menstimulasi perkembangan anak, langkah-langkah pemeriksaan/skrining dalam rangka deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang dan tindakan intervensi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang berdasarkan permasalahan anak. Dalam UUD 1945 (Amandemen) pasal 28 B ayat 2 secara khusus menyatakan hak setiap anak dengan pemenuhan hak-hak anak sesuai konferensi hak-hak anak PBB, antara lain “Hak Hidup”, Kelangsungan Hidup dan Tumbuh Kembang. Saat ini kita masuk tahun ke 3 RPJMN 2010-2014. Pencapaian kinerja pelayanan kesehatan terkait sasaran balita dan anak prasekolah di Kota Mojokerto tahun 2013 mencapai 87,7%, artinya lebih tinggi dari capaian Propinsi Jawa Timur yang sebesar 79% tapi masih kurang dari target nasional 90%. Untuk mempertahankan, dan meningkatkan capaian serta meningkatkan kualitas pelayanan maka Dinas Kesehatan Kota Mojokerto menetapkan strategi dengan kerja sama mitra potensial yaitu Dikbud dengan IGTKI, dalam intensivikasi pelayanan di luar gedung puskesmas dan jaringannya melalui Pertemuan Koordinasi dalam keterpaduan penerapan Stimulasi Intervensi Deteksi Tumbuh Kembang (SIDTK) di TK, Paud dan Posyandu.

Untuk penyegaran dan mengingatkan kembali bagi peserta Susi juga menjelaskan tentang ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak antara lain : Perkembangan menimbulkan perubahan, perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf., Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menetukan perkembangan selanjutnya, setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya., Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak., Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya., Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu : Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju kea rah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal), Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)., Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.

Dari hasil Pertemuan Koordinasi telah disepakati bahwa untuk deteksi pertumbuhan balita dilaksanakan setiap bulan, hal tersebut agar dapat segera diketahui jika ada hal-hal/masalah-masalah yang tidak wajar dalam pertumbuhan balita akan segera mendapatkan penanganan. (Si).