blog-image

Gemar membaca bukan hanya bagi anak anak, tetapi orang tua juga sebagai tauladan kepada anak anak sehingga anak mampu mencontoh kebiasaan positif dari orang tuanya. Selain itu juga untuk menumbuhkan kebiasaan positif sehingga gemar membaca menjadi bagian budaya generasi muda untuk menjadikan Kota Mojokerto sebuah Service city yang sehat , cerdas dan bermoral sesuai dengan visi misi Kota Mojokerto. Inilah tujuan yang disampaikan Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Mojokerto, Rudi Ismail, pada kegiatan Lomba Mewarnai Tingkat TK / RA, Lomba Bercerita (Story Telling) Seri Cerita Rakyat Tingkat SD/MI Se Kota Mojokerto dan Lomba Ibu Bercerita Kepada Anak Tingkat Kelurahan Se Kota Mojokerto, di GOR dan Seni Mojopahit, Selasa (18/2).

“Kegiatan ini sebagai tolok ukur sejauh mana para siswa/siswi SD/MI gemar membaca buku-buku cerita yang telah dibaca, kemudian dapat menceritakan dan mengekspresikannya di depan umum,” kata Rudi.

Peserta lomba mewarnai tingkat TK / RA terdiri dari 525 peserta, lomba bercerita (story telling) seri cerita rakyat tingkat SD/MI se Kota Mojokerto terdiri dari 53 peserta dan dan lomba ibu bercerita kepada anak tingkat kelurahan se Kota Mojokerto terdiri dari 14 peserta.
Kegiatan ini dibuka oleh Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus, dan dihadiri Kepala Badan Perpustakaan dan Kearsipan Propinsi Jatim, Ketua TP PKK Kota Mojokerto, Kepala SKPD di kota Mojokerto, para guru, orang tua, dan siswa peserta lomba.

Walikota mengatakan pendidikan merupakan prioritas utama Kota Mojokerto. Tahun 2014 Pemkot membuat kebijakan tentang pendidikan gratis mulai SD sampai SMA. Dan sejak 2007 lalu telah menetapkan program wajib belajar 13 tahun yang dikawal dengan Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan, salah satu indikatornya adalah dengan jam wajib belajar. Jam 6 sampai jam 7 malam anak sekolah wajib belajar di rumah.

“Saya bersama pimpinan SKPD tiap Senin terjun ke masing-masing RT dan melihat apakah anak-anak belajar dan apakah orang tua mendampingi anak-anaknya. Dari laporan tahun 2013, kami telah memasuki 242 rumah di kota Mojokerto, dan 70% keluarga mempunyai minat baca, ini diukur dari mereka yang berlangganan koran, yang punya perpustakaan keluarga. Kalau anaknya jam wajib belajar, maka orang tuanya harus jam wajib membaca. Walaupun sehari cuma satu jam membaca buku tapi kalau dibiasakan jadi tradisi baik untuk meningkatakan wawasan dan SDM,” paparnya.

Melalui kegiatan ini, Ma’sud berharap bisa menjadi motivasi agar anak berkreasi, gemar membaca, juga ibu gemar membaca dan bercerita untuk menamkan nilai baik sehingga membentuk jiwa dan karakter anak-anak. “Mari bersama bertekad menyiapkan generasi penerus yang berkualitas melalui budaya membaca dengan kebersamaan semua pihak, ke depan Kota Mojokerto akan lebih maju, sehat cerdas sejahtera dan bermoral,” tandasnya.

Tim Juri Lomba lomba mewarnai tingkat TK / RA, terdiri dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto, PKK dan Dewan Kesenian Kota Mojokerto, lomba bercerita (story telling) seri cerita rakyat tingkat SD/MI se kota mojokerto terdiri dari dari Badan Perpustakaan Propinsi dan Kearsipan Jawa Timur. Dan lomba ibu bercerita kepada anak tingkat kelurahan se kota mojokerto terdiri dari Tim Penggerak PKK , Dinas Kesehatan dan Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto. (Rr - Humas)