blog-image

Ada 15 kasus yang masuk di Balai Konseling Anak dan Remaja Kota Mojokerto. Diantaranya miras, narkoba, seks bebas, kehamilan dini, dan lesbian. Ini merupakan tugas yang harus diatasi oleh para konselor dan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Kota Mojokerto. Keberadaan Balai Konseling yang merupakan ide cemerlang guru BK ini sangat membantu permasalahan anak-anak sebagai dampak negatif lingkungan yang bertentangan dengan pendidikan, utamanya lingkungan pergaulan. Demikian disampaikan Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus pada pengarahan yang diikuti para konselor di ruang pertemuan Dinas P dan K Kota Mojokerto, Rabu (5/3).
 
Menurut Mas’ud, Profesi pendidik atau guru BK adalah amal yang mulia, karena menangani permasalahan anak dan remaja. “Permasalahan itu adalah jarak antara teori dengan praktek, jarak antara program dan pelaksanaan, kebijakan dengan realitas yang ada di lapangan. Setiap orang akan menggadapi permasalahan. Mengatasi permasalahan adaah amal yang mulia, janji Allah pasti akan masuk surga,” katanya.
 
Lebih lanjut dijelaskannya, dalam dunia pendidikan, masalahnya sangat kompleks, karena pendidikan, inputnya adalah manusia, mesinnya manusia, outputnya juga mnanusia, manusia bisa berubah setiap saat. “Anak dan remaja yang menjadi obyek penanganan Balai Konseling ini, adalah remaja kaya ide tapi miskin pengalaman, selalu mencari perhatian, apabila perhatian tidak didapat di rumah atau sekolah, maka akan mencari perhatian di luar sekolah, ini akar permasalahannya. Keberadaan Balai Konseling ini untuk mengatasi problematika persoalan anak baik negatif maupun positif,” paparnya.
 
Lahirnya BK ini kata Mas’ud untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang ada di sekitar. “Tidak ada tata tertib sekolah yang membolehkan anak-anak mengkonsumsi minuman oplosan, tidak ada pelajaran percukrikan, tapi kenyataannya warga kita ada yang meninggal karena cukrik. Yang mengajari adalah lingkungan. Kita harus membenahi tidak boleh lari dari masalah, dan ini tugas dari kita semua. Setelah diteliti, anak-anak yang bermasalah kebanyakan latar belakangnya dari keluarga yang tidak harmonis, perceraian, pisah ranjang. Saya juga sering mendapat laporan akhir-akhir ini, banyak kasus perceraian, dan yang mengherankan adalah kebanyakan dari para guru, padahal guru kesejahteraannya kini bertambah, tapi masalahnya apa karena faktor ekonomi,” ungkapnya.
 
Sementara itu untuk membangun SDM unggul, Walikota meminta agar lembaga pendidikan memiliki planning membangun generasi unggul, tidak boleh monoton. Sebagai pengelola pendidikan harus inovatif, untuk itu perlu perangkat yang besar disamping pemikiran, program juga pembiayaan. 
 
Walikota juga menugaskan kepala Dinas P dan K menghitung biaya (cost) pendidikan di kota Mojokerto. Tahun 2013 gratis biaya kesehatan, tahun 2014 pendidikan gratis. “Saya minta kepala dinas p dan k, dewan pendidikan dan MKKS untuk duduk satu meja menghitung cost pendidikan. Untuk pendidikan berapapun akan kita anggarkan. Saya ingin inovasi untuk pendidikan, semua fasilitas pendidikan harus lengkap, sekolah harus punya standar pelayanan baik, pendidik, tenaga pendidikan, peserta, dan sarana prasarana, walaupun dalam kondisi yang terbatas, seperti kota Mojokerto yang kecil ini. Karena itu harus didesain, tiap sekolah harus punya maket 5 tahun seperti apa,” paparnya.
 
Terkait Perwali Nomor 17 Tahun 2009 tentang Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan, para konselor yang tergabung di kota Mojokerto membantu program tersebut, dengan mengaktifkan kembali piket di Balai Konseling minimal dalam satu bulan masing-masing sekolah atu konselor, dan didampingi Psikolog Balai Konseling Hannia Perwitasari. (Rr - Humas)