blog-image

Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) DAI-USAID bekerjasama dengan Pemerintah Kota Mojokerto menggelar Visioning Workshop Program Air Bersih dan Sanitasi bagi Penentu Kebijakan yang dibuka Walikota Mojokerto di ruang Nusantara Pemkot, Selasa (4/3).
 
Perwakilan IUWASH Indonesia Purwoko Hadi, mengatakan bahwa berdasarkan pertemuan Presiden Indonesia dan Presiden Amerika, rakyat Amerika membantu rakyat Indonesia untuk bidang air minum dan sanitasi. “Kami melalui IUWASH ditugaskan dalam 5 tahun agar rakyat Indonesia mendapat pelayanan air bersih sebanyak dua juta orang, kami juga ditugaskan membantu masyarakat Indonesia memiliki akses sanitasi yang layak sebanyak 200.000 orang, dan untuk meringankan beban masyarakat miskin karena sekarang masyarakat miskin belum langganan PDAM, yang pada umumnya membeli air kalengan seharga Rp. 1.000-1.500,” katanya.
 
Purwoko juga mengatakan, bantuan dari pihaknya bersifat pemikiran teknis. “Kami mendapat mandat yang cukup tegas yaitu untuk menyehatkan kondisi PDAM kota Mojokerto dari kondisi sekarang yang sakit. Dan dari penilaian Mendagri, PDAM Kota Mojokerto kinerjanya kurang,” katanya.
 
Sementara itu, Kepala Bappeko, Harlistyati, mengatakan maksud dan tujuan kegiatan ini untuk membangun kesepahaman dan kesepakatan bagi pemangku kepentingan dalam rangka peningkatan pelayanan jaringan akses air minum dan sanitasi di kota Mojokerto. Kegiatan ini juga mendorong terjalinnya kerjasama antara pemangku kepentingan khususnya antar SKPD terkait dengan pelayanan air minum dan sanitasi guna peningkatan kualitas service city kepada masyarakat,”paparnya.
 
Selain itu, Harlis berharap dengan kegiatan ini bisa menjadikan program air minum dan sanitasi sebagai program strategis daerah sejalan dengan visi kota Mojokerto sebagai service city yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral. “Kegiatan ini juga merupakan embrio lahirnya perogram air minum dan sanitasi yang inovatif, terintergrasi, terpadu dan berkelanjutan, yang bisa menjadi ikon di kota Mojokerto nantinya,” katanya.
 
Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus menyambut baik kerjasama antar Pemkot Mojokerto dengan IUWASH USAID terkait dengan program air bersih dan sanitasi ini. 
 
Walikota mengatakan kota Mojokerto merupakan kota terkecil se Indonesia dan kota terpadat ketiga di Jatim. Dengan kepadatan penduduk ini punya dampak terhadap masalah lingkungan yang tidak bisa dihindari, akibatnya terjadi pencemaran baik udara, maupun air. “Kondisi debu di kota ini sudah di atas ambang batas 0,01. Dengan jumlah penduduk yang padat, kondisi perumahan yang padat juga, kebanyakan orang kota mengkonsumsi air tanah, sedangkan kondisi air tanah di kota Mojokerto berdasarkan laporan dari Dinkes, 35% mengandung bakteri E.coli. Selain itu kandungan zat besinya sangat tinggi,  ini persoalan yang harus kita selesaikan bersama,” tandasnya.
 
Dalam kesempatan ini Walikota juga berpesan agar Direktur PDAM benar-benar mengikuti pelatihan ini agar air dan manajemen PDAM sehat. “Nanti saya akan mengajak SKPD untuk kampanye atau promosi besar-besaran untuk mengkonsumsi air PDAM. Endingnya dengan kegiatan ini bisa mewujudkan kota Mojokerto sehat,” tandasnya. 
 
Acara visioning workshop air bersih dan sanitasi diisi presentasi dari IUWASH oleh Laksmi Cahyaniwati selaku Regional Coordinator Jatim dan Purwoko Hadi. Presentasi kondisi existing oleh Kepala bappeko, dan presentasi kondisi existing air minum kota Mojokerto oleh Direktur PDAM Kota Mojokerto Trisno Nur Palupi. Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan komitmen bersama bagi penentu kebijakan kota Mojokerto antara USAID dengan Kepala SKPD terkait. (Rr - Humas)