blog-image

Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Trimadya,  di Pendopo Graha Praja Wijaya, Kamis (27/2). RAT ini digelar sebagai pertanggungjawaban kerja pengurus dan pengawas tahun buku 2013 kepada anggota dan juga pemilihan seorang pengawas untuk masa bhakti tahun 2014-2016.
 
Dalam sambutannya Walikota mengatakan untuk mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city, ada tiga keunggulan yang harus dimiliki yaitu Sumber Daya Manusia, produk jasa dan layanan serta infrastruktur, sarana dan prasarana. Demikian halnya dengan koperasi, harus memiliki keunggulan ini agar bisa bersaing dengan lembaga keuangan lainnya.
 
Walikota mengungkapkan, SDM pengurus dan anggota koperasi harus memiliki tiga karakter, yang pertama kejujuran. “Orang pinter itu banyak, tapi sing temen iku angel, orang jujur tidak punya reward, padahal itu adalah syarat mutlak. Kalau pengurus dan anggota koperasi jujur, maka perekonomian Indonesia yang carut marut karena banyak yang tidak jujur ini dapat diatasi. Untuk membangun SDM yang jujur ini, perlu penguatan keimanan dan ketaqwaan,” katanya.
 
Selain itu, pengurus dan anggota juga harus memiliki karakter amanah atau dapat dipercaya dan tepat janji. Dalam laporan pengurus juga harus akurat. Sedangkan karakter ketiga yaitu pengurus harus bisa melakukan sinergi, kerja sama kolektif yang baik dengan pihak lain. “Karena tidak mungkin satu urusan bisa diatasi sendiri, apalagi gerakan ekonomi,” katanya.
 
Menurut Mas’ud, produk, jasa dan layanan di kota Mojokerto harus unggul untuk mendukung sebagai kota pelayanan. Karena dengan produk dan layanan yang baik, didukung dengan masyarakat yang percaya dengan produk sendiri, maka bisa mengembalikan jati diri ekonomi bangsa. Seperti misalnya produk batik kota Mojokerto harus memiliki ciri khas tersendiri. “Saya berencana untuk pengadaan batik bagi PNS Pemkot Mojokerto dengan ciri khas batik kota Mojokerto, tapi tidak dengan lelang, anggaran diserahkan masing-masing SKPD, agar bisa beli di IKM/UKM kota Mojokerto, kumpulkan perajin batik kota Mojokerto, agar tidak dimonopoli satu pihak, tapi dengan catatan kualitas harus sama baiknya. Kita juga perlu belajar seperti batik Madura, kenapa disana motif dan kualitasnya bagus tapi murah.” katanya.
 
Menyinggung bangunan ex RSUD, Walikota berencana untuk membangun Graha Mojokerto Service City (GMSC). “Disitu nantinya sebagai tempat pelayanan publik seperti KPPT, Dispenduk dan Capil, bayar zakat, koperasi, serta akan ada kios-kios untuk menawarkan produk unggulan kota Mojokerto. Nanti akan jadi ikon kota Mojokerto. Nah disini koperasi juga berperan untuk membangkitkan anggota dan UKM untuk menghasilkan produk yang unggul. Tahun 2014 ini perencanaan, dan 2015 nanti akan dimulai pembangunan, kita akan sediakan parkir seluas-luasnya agar bisa memberikan pelayanan kepada semua, karena tempat ini akan ramai,” katanya.
 
Lebih lanjut dikatakan Walikota, keunggulan ketiga yang harus dimiliki yaitu infrastruktur, sarana dan prasarana. “Seperti koperasi, yang harus dipikirkan, kantornya harus dibuat seperti apa, agar orang merasa yakin dengan koperasi ini. Ibarat pakaian bisa menunjukkan harga diri, dengan infrastruktur bisa mendapatkan trust (kepercayaan) orang. Jadi orang masuk ke kantor koperasi bisa mengalahkan bank,” katanya. 
 
Sementara itu, Ketua KPRI Trimadya Kota Mojokerto, Imam Sampoerno, mengatakan, Koperasi Trimadya ini berdiri sejak tahun 1970 dengan jumlah anggota pada tahun 2012 sebanyak 1.274 orang, terdiri dari 864 orang laki-laki dan 410 orang perempuan. Dibanding tahun buku 2011, jumlah anggota mengalami penurunan sebanyak 81 anggota. Jumlah pengurus koperasi sebanyak lima orang dan tiga orang pengawas, serta sembilan orang karyawan. Adapula satu pengawas yang telah habis masa baktinya.
 
Jumlah anggota yang berkurang ini, kata Ketua KPRI Trimadya Kota Mojokerto Imam Sampoerno, dikarenakan pensiun, dan ada yang angota keluar karena tidak nyaman dan memiliki tanggungan hutang di tempat lain.
 
Dalam upaya membangun sinergitas, pengurus dan pengawas koperasi menjalin hubungan dengan instansi seperti Diskoperindag, Dekopinda, serta dari pihak ketiga dalam upaya pemupukan modal usaha, seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Kesejahteraan Ekonomi dan Bank Jatim.
 
Imam melaporkan tahun buku 2012 telah diperoleh SHU sebesar Rp. 157.307.090,- naik sebesar RP 3.129.300,- atau sebesar 2,03% dari SHU tahun buku 2011 sebesar Rp. 154.177.790,-. “Namun ada permasalahan yang timbul yaitu timbulnya kredit macet yang sangat besar, yang diupayakan solusi pemecahannya. Kemudian kekurangan modal usaha, yang selama ini ditutup dari pihak perbankan. Selain itu juga kesadaran anggota untuk berkoperasi secara sehat masih kurang,” ungkapnya. (Rr - Humas)