blog-image

Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus berharap koperasi kota Mojokerto memiliki tiga keunggulan. Pertama yaitu Sumber Daya Manusia (SDM). Pengelola koperasi harus punya SDM yang berkualitas, memiliki SDM yang berwawasan maju, sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral. Apapun nama koperasinya, hendaknya sesuai dengan papan namanya dan memiliki jenis SDM tersebut. Hal ini disampaikan Walikota ketika membuka rapat kerja Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Mojokerto, Senin (24/2). 
 
Lebih lanjut dikatakannya, koperasi juga harus memiliki keunggulan produk jasa dan layanan. Koperasi harus bisa memotivasi anggotanya untuk membuat produk unggulan yang bisa bersaing baik di kalangan lokal, regional maupun global. “Karena tahun 2015 nanti akan diberlakukan AFTA, produk jasa dan layanan akan masuk ke Indonesia, sehingga kita harus mampu bersaing dengan produk mereka. Kita harus belajar banyak dan bekerja keras untuk meningkatkkan kinerja koperasi, mendorong anggota untuk mampu menciptakan produk kasa layanan yang memiliki keunggulan komperatif dan kompetitif. Selain itu juga koperasi harus didukung infrastuktur dan sarana prasarana,” papar Mas’ud. 
 
Sebagai upaya untuk mensejahterakan Mojokerto, Walikota berharap agar bisa meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di kota Mojokerto. “Kita tidak punya SDA karena itu yang diandalkan adalah koperasi dan UKM, bagaimana koperasi kota mojokerto bisa memberi kontribusi untuk mensejahterakan anggotanya dan masyarakatnya. UKM dan IKM bisa tumbuh dan berkembang untuk meningkatkan perekonomian kota Mojokerto, karena itu kita ingin koperasi bisa sehat, betul betul berjalan sesuai dengan semangat dan kaidah perkoperasian,” katanya.
 
Walikota menandaskan ia  tidak ingin melihat koperasi hanya ada papan nama tapi tidak ada kegiatan. Ia menjelaskan ada empat jenis koperasi. “Yang pertama ada koperasi yang memiliki kemampuan dan kemauan, koperasi inilah yang berkualitas, seperti buah jeruk baunya harum dan rasanya manis, harapan dengan rakerda ini bisa membuat koperasi di kota Mojokerto sehat dan berjalan dengan baik,” ungkapnya.
 
Adapula koperasi yang memiliki kemampuan tapi kemauan pengurus dan anggota kurang, koperasi ini seperti buah kurma, tidak berbau tapi manis rasanya. Selain itu ada koperasi yang mampu tapi tidak mau, ibarat koperasi minyak wangi, harum tapi pahit, seperti koperasi papan nama yang hanya untuk mencari hutang-hutangan.
 
Walikota juga menerangkan, ada koperasi yang tidak mampu dan tidak mau. “Ini yang susah, ibarat koperasi buah gaceng, bau tak enak tapi kalau dimakan mendemi. Saya harap kota Mojokerto yang dikenal sebagai kota koperasi betul-betul bagus, jangan hanya kelihatannya saja, tapi malah jadi kota renternir, ini yang tidak kita kehendaki. Oleh karenanya, harus ada terobosan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui jalur koperasi, pertumbuhan ekonomi melalui UKM dan IKM bisa dirasakan masyarakat, sehingga bisa mengantar masyarakat menjadi sejahtera,” harapnya. 
 
Sementara itu, Walikota mengungkap cara agar koperasi berkembang sehat. “Yang jelas harus punya komunitas, jangan bikin komunitas baru tapi komunitas yang ada diberi kesadaran untuk berkoperasi. Seperti koperasi majelis taklim miliknya, yang diberi dana stimulan dari Diskoperindag, diberi pengarahan, dan pengajian rutin. “Kalau anggota butuh sesuatu tidak ke yang lain tapi di koperasi situ. Selain itu semangat kekeluargaan harus ada, karena itu juga modal untuk mengembangkan koperasi,” pungkasnya. 
 
Hadir dalam rakerda ini, Ketua Dekopinda Kota Mojokerto, Ketut Sukena, Dekopinda Propinsi Jatim, Kepala Diskoperindag Kota Mojokerto Akhmad Zainudin, dan pengurus koperasi kota Mojokerto. (Rr - Humas)