blog-image

Sekitar 100 orang anggota Dharma Wanita Persatuan yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Mojokerto mengikuti pelatihan membuat asesoris. Acara tersebut dibuka oleh DR. Nekky Rahmiyati Budwi Sunu, Ketua Dharma Wanita Persatuan Kota Mojokerto, bertempat di Gedung Pertemuan Dharma Wnita, Jalan Hayam wuruk, Kamis (6/2). Dalam sambutannya Nekky mengatakan bahwa pelatihan membuat asesoris ini menggunakan bahan daur ulang dan barang-barang bekas (sampah). Maksud dan tujuan dari pelatihan ini pertama, barang-barang bekas dapat dimanfaatkan, dibuat menjadi barang yang lebih bernilai. Hal ini akan dapat membawa pengaruh pada banyak hal seperti dapat mewujudkan  masyarakat dengan lingkungan  yang bersih, ramah lingkungan dan sampah yang disulap menjadi barang yang berharga maka akan memberikan nilai tambah bagi  upaya peningkatan kesejahteraan melalui kegiatan perekonomian seperti yang sudah dilakukan oleh Bank sampah “Putri Ayu” di Kelurahan Kedundung. Mari lingkungan kita masing-masing dibentuk Bank Sampah. Kedua, dengan pelatihan ini  ibu-ibu anggota Dharma Wanita tidak menganggur dirumah, sambil menunggu suami pulang bekerja, bisa mengerjakan ketrampilan yang dapat menghasilkan uang. Katanya.

Selanjutnya Nekky kita semua untuk selalu bersyukur dan bersyukur, karena kalau kita melihat ditangan TV, hampir setiap hari kita menyaksikan terjadinya bencana alam dimana-mana, air sungai meluap yang menyebabkan banjir, tanah longsor, angin putting beliung, lantai tiba-tiba retak dan bergeser. Semua bencana itu berarti kita semua diingatkan oleh Alloh agar segera bertobat, dan selalu ingat kepada Alloh, selalu berdikir dan kita pasrahkan kepada Alloh, mari kita semua berdoa agar Kota Mojokerto dan Kota-kota lainnya di Indonesia dijauhkan dari musibah, amiin. Maka kepada seluruh anggota Dharma Wanita Persatuan Kota Mojokerto diajak untuk menjadi manusia yang memiliki siafat-siafat apabila mengerjakan sesuatu dilaksanakan dengan penuh iklas, bertindak hanya karena Alloh bukan niat yang lain, mempunyai kepedulian sosial yang tinggi, mampu menjaga komunikasi, berhenti ngrasani, tidak berorientasi pada kebendaan atau harta / materi , mempunyai daya saing, berani melakukan sesuatu demi kemajuan masyarakat, tidak takut terhadap resiko yang dihadapi selama benar, tidak ada pamrih, tidak mencari keuntungan pada organisasi karenabukan tempatnya dan mempunyai jiwa kmandirian, menghindari ketergantungan pada pihak lain. Akhirnya Nekky berharap agar para peserta dapat mengikuti pelatihan dengan serius, supaya pulang pelatihan tidak sia-sia. Kata Nekky menutup sambutan.

Kegiatan pelatihan yang berlansung sehari ini mendtangkan 3 (tiga) pelatih, diantaranya Ita Aisiyah, dari Surabaya yang membuat asesoris dari tas kresek. Yunaeni dan Kariyani dari Bank sampah Putri Ayu Kelurahan Kedundung, membuat asesoris dari barang-barang bekas, Contohnya kaleng bekas dibuat tempat bulpoin, tas kresek dibuat bros dan bermacam-macam tas yang cantik, gelas aqua dibuat tutp saji, botol susu menjadi bunga tulip, bekas molto/rinso menjadi dompet, tutup galon menjadi rompi dan gelas ale-ale dibuat hiasan jendela dan pintu. Menurut Yunaini anggota Bank Sampah Putri Ayu sekarang sudah mencapai 200 (dua ratus) orang lebih dibawah pimpinan Eka Aning. Dari limbah sampah ini bisa ditukar dengan uang atau sembako atau bisa ditabung sewaktu-waktu membutuhkan bisa diambil.

Mindarti salah satu anggota dari Bank Sampah mengakui banyak manfaat dan keuntungan menjadi bank sampah, selain memilki berbagai macam ketrampilan Mindarti juga mendapatkan penghasilan tambahan. Sedangkan narasumber ketiga Mamik Sriyono dari Dharma Wanita Persatuan Kota Mojokerto membuat bros dari bahan arkrik. (Ris/ys).