Sosialisasi Bumil Risti Bagi Tp Pkk, Lsm
  • Post by Kota on 05 February 2014
blog-image

Pentingnya intesitas kehadiran ibu bagi anak tak cukup hanya dengan     kualitas karena sentuhan yang diberikan ibu tidak bisa digantikan. Sedangkan untuk membangun kedekatan dengan anak secara psikis sangat baik jika dilakukan sejak dalam kandungan karena itu Dinas Kesehatan Kota Mojokerto menyelenggarakan sosialisasi ibu hamil resiko tinggi dalam rangka kemitraan tim pnggerak PKK, LSM, dibuka oleh dr. Hesty Hermawati mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto. Dalam sambutannya Hesti mengatakan bahwa pelaksanaan sosialisasi ibu hamil resiko tinggi ini dibagi 2 (dua) kegiatan yakni hari Rabu, tanggal 5 Pebruari 2014, diikuti oleh 40 (empat puluh) orang dari Muslimat, Aisiyah dan hari Jum’at tanggal 7 Pebruari 2014. diikuti oleh 40 (empat puluh) orang Tim pengeerak PKK dari Kelurahan, Kecamatan dan dari tenaga komunikator.

Lebih lanjut dikatakan Hesti, masa kandungan selama 278 (dua ratus tujuh puluh  delapan) hari atau 1000 (seribu) hari kehidupan merupakan masa platinum karena dalam masa kandungan. Ibu hamil harus mendapatkan pemantauan dan penaganan bayi. Melalui peran tim penggerak PKK, lsm, Aisiyah diharapkan setiap ibu hamil resiko tinggi tewrpantau. Harap Hesti.

Susilowati, Spsi, Msi, sebagai nara sumber menjelaskan bahwa seorang ibu hamil kedapatan salah satu 4( empat) Terlalu, satu terlalu tua berusia lebih 35 (tiga puluh lima) tahun, dua Terlalu Muda usia kurang dari 18 (delapan belas) tahun, ketiga Terlalu banyak anak (lebih dari tiga) dan keempat, Terlalu dekat jarak kelahiran, berarti ibu hamil tersebut resiko tinggi. Selanjutnya Ibu hamil tersebut masuk dalam Program P 3 K (Perencanaan, Persalinan, dan Pencegahan Komplikasi). Dalam program tersebut Ibu hamil diajak untuk menuju persalinan yang aman dan selamat, dengan di data siapa nama ibu hamil, kapan, siapa, tempat, pendamping, transportasi dan calon pendonor darah dalam persalinan nanti. Yang berupa stiker yang akan dipasang dimuka rumah ibu hamil resiko tinggi, kalau dulu dipasang bendera. Terus ada penilian Score Puji Rohiyati. Score ini hanya ada di Jawa Timur. Jelas Sosilowati.

Lebih lanjut dijelaskan Susilowati kegagalan kelahiran (Ibu melahirkan meninggal) disebabkan 4 (empat) Terlambat : 1. Terlamat mendekteksi, 2.Terlambat mengambil Keputusan, 3. Terlambat merujuk dan 4. Terlambat mendapatkan pelayanan. Untuk terlambat nomor 1, 2 dan 3 tersebut adalah dari masyarakat sendiri yang menentukan, sedangkan terlambat nomor 4 adalah dari rumah sakit. Ditambahkan Susilowati, keunggulan di Kota Mojokerto adanya Buku pegangan  Kader Motivator yang mempunyai sasaran 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) KK yang berguna untuk mencatat semua kondisi kesehatan masyarakat, kemudian dituangkan dalam buku  dan pelaporan kader kesehatan (buku hijau). Buku Hijau ini setiap bulan dibawa dan dilaporkan ke Puskesmas, sehingga dari buku tersebut petugas kesehatan sudah dapat melihat sejauh mana keadaan  kesehatan masyarakatnya.

Sementara Endang Sutadi, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto jugamenyampaikan bahwa sekarang ini tugas dari Ketua Tim Penggerak PKK Kelurahan semakin hari, semakin banyak terutama pada Kelompok Kerja (Pokja IV), karena mengurusi semua permasalahan kesehatan yang ada diwilayahnya, apakah diwilayahnya ada ibu hamil, ada bayi, ada balita, ada penemuan ibu hamil resiko tinggi, semuanya harus di pantau. Karena itu Tim Penggerak PKK  dilapangan harus aktif ikut serta dalam menagani kesehatan masyarakat dan dalam waktu dekat Ny. Mas’ud Yunus, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Mojokerto bersama dengan Pokja IV ingin meninjau langsung ke Posyandu-ke posyandu di Wilayah Kecamatan Prajurit dan Kecamatan Magersari. Sedangkan Ajar menjelaskan tentang kesehatan ibu hamil dan anak.(Oriza/ys).