blog-image

Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Mojokerto beraudiensi dengan Walikota Mojokerto Mas’ud Yunus di ruang Nusantara Pemkot, Rabu (5/2). Didampingi Asisten Pemerintahan, Perekonomian dan Pembangunan Soemarjono, hadir pula dalam kesempatan ini Asisten Administrasi Umum dan Kepala SKPD terkait.
 
Pembina HIPSI Abdul Hadi Nur, mengatakan visi HIPSI yaitu mencetak satu juta santri dan melahirkan pengusaha besar nasional dari Nahdiyin. “Kami berharap santri bisa menjadi pengusaha yang mandiri. Dan santri dari daerah atau kampung bisa sukses di segala bidang,” katanya.
 
Dengan audiensi ini, ia berharap bisa menggeliatkan para santri agar bisa menjadi pengusaha mandiri. “Kami sebagai bagian elemen masyarakat kota Mojokerto, yakin bisa dan mohon dukungan Pemkot untuk mewujudkan program HIPSI agar berjalan dan semakin makmur,” ucapnya.
 
Disampaikan oleh Sekretaris HIPSI, Abdul Rahman, program kerja HIPSI diantaranya adalah sosialisasi HIPSI ke semua kalangan, pelatihan agribisnis pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, pelatihan pengelolaan sampah dan pendidikan lingkungan, pelatihan kewirausahaan dan life skill berbasis pemberdayaan.
 
HIPSI juga berharap bisa mewujudkan OPOP yaitu One Pesantren One Product, agar pesantren bisa memiliki produk unggulan yang bermanfaat.
 
Sementara itu Walikota dalam sambutannya mengapresiasi HIPSI karena telah melakukan terobosan untuk membina santri yang memiliki jiwa enterpreneur. “Kemandirian santri untuk bisa menciptakan lapangan kerja dengan semangat enterpeneur itu harus dibangun. Semoga dengan audiensi bisa memberi manfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kota Mojokerto,” katanya.
 
Walikota menjelaskan, Islam dan enterpreneur adalah dua sisi yang tidak terpisahkan. “Nabi adalah marketing yang hebat dan diakui oleh ahli ekonomi dunia. Kalau kita membaca sejarah masuknya Islam di Indonesia melalui dunia usaha. Dulu orang berdakwah tidak dengan ceramah. Sehingga saat itu orang berpikir masuk Islam ada manfaatnya yaitu manfaat ekonomi dan ukhrowi,” paparnya.
 
Terkait  potensi di kota Mojokerto yang kecil ini tidak mempunyai Sumber Daya Alam, yang dimiliki hanyalah potensi Sumber Daya Manusia. “Orientasi pembangunan kita adalah peningkatan kualitas SDM, tentunya yang berjiwa enterpreneurship adalah salah satu indikator kualitas SDM. Dengan visi mewujudkan Kota Mojokerto sebagai service city, saya berobsesi kota kecil ini bisa jadi Singapore nya Jawa Timur,” harapnya.
 
Lebih lanjut dijelaskannya, saat ini Pemkot sedang mempersiapkan Mojokerto sebagai service city. “Bagaimana orang mencari produk jasa layanan, berduyun-duyun di kota Mojokerto sehingga kota ini semakin ramai, pertumbuhan ekonomi meningkat, dengan meningkatnya pertumbuhan sehingga tersedia lapangan pekerjaan, mengurangi kemiskinan dan pengangguran,” jelasnya.

Untuk mencapai service city, Walikota menyebut ada tiga keunggulan komperatif dan kompetitif yaitu pertama Sumber Daya Manusia. “Saya yakin ini bisa tercapai, karena menggarap ekonomi tanpa SDM itu tidak mungkin, dan membangun SDM merupakan dasar kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
 
Sedangkan keunggulan kedua yaitu produk jasa dan layanan. Yang harus dicari dan dipikirkan bersama adalah produk apa yang bisa dikembangkan di kota Mojokerto. Walikota juga menceritakan keprihatinannya ketika kesulitan mencari produsen kain dan seragam di kota Mojokerto. “Kalau yang jual banyak, tapi yang bikin sendiri tidak ada di kota Mojokerto, akhirnya saya lari ke Kabupaten,” ungkapnya.
 
Dan keunggulan ketiga yaitu keunggulan infrastruktur dan sarana prasarana. Dikatakan Mas’ud, tahun 2014 nanti akan dilakukan revitalisasi pasar tanjung dengan dana multiyears. “Kita ingin memiliki pasar yang representatif. Pasar tradisional tapi dikelola dengan modern. Saya ingin kita memelihara nilai lama sekaligus menerima nilai yang baru yang bagus,” katanya.
 
Usai memberi sambutan, Walikota Mas’ud Yunus menerima kartu HIPSI yang diserahkan oleh Ketua HIPSI Suhadak Sutarso. Selanjutnya sesi dialog HIPSI dengan Kepala SKPD yang dipandu Asisten Soemarjono.(Rr - Humas)