blog-image

Walikota Mas’ud Yunus ketika menghadiri parade aksi pelajar (PAP) yang diselenggarakan SMP Islam Terpadu Permata, Kamis (19/12), meminta kepada para pendidik untuk mengasah dan mengembangkan Potensi Anak Sejak Dini. “Semua anak mempunyai potensi. Salah satu upaya mengembangkan potensi adalah dengan kegiatan PAP ini. Karena itu kembangkan potensi anak masing-masing. Jangan meremehkan potensi, sesuatu yang kecil bila ditekuni akan jadi besar. Karena itu ketekunan dan keseriusan untuk mengasah dan mengembangkan potensi merupakan modal untuk kesuksesan di masa datang. Saya berharap orang tua dan guru bisa mengembangkan potensi anak yang beraneka ragam agar nantinya bisa memberikan kontribusi dalam pembangunan dan kegiatan kehidupan kemasyarakatan kebangsaan dan keagamaan,” jelasnya.
 
Walikota juga berharap agar kegiatan ini memberi manfaat sebesar-besarnya bagi kemajuan lembaga pendidikan ini juga lembaga pendidikan di kota Mojokerto pada umumnya. “Kita patut bersyukur kepada Allah di kota Mojokerto ada lembaga pendidikan Islam terpadu yang merupakan salah satu ikon kota Mojokerto tercinta ini. Karena itu saya berharap banyak agar lembaga ini bisa eksis, terus berkembang di masa datang untuk ikut serta membangun generasi penerus di kota Mojokerto untuk menjadi generasi yang sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral. Karena anak-anak yang sekarang kita didik dan bangun ini adalah pemilik masa depan,” katanya.
 
Walikota teringat sebuah ungkapan Syaidina Ali, tentang mendidik anak, “Didiklah anak-anakmu, bimbinglah anak-anakmu dengan baik, sesungguhnya mereka akan hidup di sebuah zaman  yang tidak sama dengan zamanmu. Kita harus mempersiapkan generasi masa depan, berkualitas mampu bersaing dengan bangsa lain, namun harus berpegang pada nilai akhlak moral yang kita yakini,” tuturnya.
 
Lebih lanjut Wawali menceritakan tentang masa pendidikannya di lembaga pendidikan Islam. “Kita harus berbangga menjadi seorang siswa di lembaga pendidikan Islam, karena saya sendiri dididik di Madrasah Ibtidayah (MI) swasta, kemudian SMP Islam Brawijaya juga swasta, sampai Perguruan Tinggi juga swasta, dan kini bisa menjadi walikota. Semoga yang ikut kegiatan PAP ini dan juga anak-anak di SMP Islam terpadu kedepan menjadi orang yang bermanfaat untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dan saya doakan nanti bisa jadi walikota,” harapnya. 
 
Mas’ud juga menekankan, bahwa yang terpenting tidak ada kamus anak bodoh, Terkait kebijakan Pemkot Mojokerto di bidang pendidikan, Walikota menjelaskan lima isu strategis di bidang pendidikan, yang pertama, akses dan pemerataan pendidikan. Sejak tahun 2007 Pemkot Mojokerto memiliki program wajib belajar 12 tahun, tidak ada anak tidak sekolah dan harus bisa tamat SMA. Kedua kebijakan peningkatan mutu pendidikan, harus siapkan tenaga pendidik yang kompeten, sarana prasarana memadai, kurikulum, manajemen pendidikan ini penting, dan yang terpenting adalah kekompakan, kolaborasi antara pendidik, wali murid, yayasan dan pengelola,” paparnya. 
 
Mengacu pada anggaran, Walikota juga menjelaskan, tahun 2014 anggaran pendidikan sudah mencapai 25% dari amanat UU 1945. ”Saya akan terus berusaha agar anggaran pendidikan bisa mencapai 35%. Kita mewujudkan pendidikan gratis tapi berkualitas baik untuk negeri swasta. Tahun ini kita baru bisa menggratiskan SD, SMP, SMA negeri. Untuk SMK masih belum mampu, dan kita masih menghitung berapa yang dibutuhkan untuk sekolah SMK negeri maupunn swasta. Naman kita akan berjuang menggratiskan semua sekolah baik swasta negeri,” tandasnya.
 
Isu keempat dikatakan Mas’ud yaitu tentang Peran serta masyarakat. Ini penting. Berdirinya lembaga pendidikan seperti Permata ini merupkan bentuk riil peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan. Dan yang tidak kalah pentingnya isu lingkungan, sebaik apapaun sekolah kita bangun, sebesar apapun anggaran dikucurkan selengkap apapun sarana prasarana pendidikan diberikan, tapi kalau lingkungan sekitar anak tidak kita bangun jangan berharap outputnya akan baik. Karena itu kita punya Program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan yang mengatur bagaimana lingkungan pendidikan anak-anak baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat yang berlingkungan pendidikan, agar anak punya karakter yang baik. Salah satunya indikator PKMBP adalah jam wajib belajar minimal 1 jam. Pemkot Mojokerto juga menetapkan kebijakan KDK (kecakapan dasar keagamaan), kalau program ini berjalan 10-15 tahun kedepan tidak ada masyarakat kota Mojokerto yang tidak bisa mengaji.
 
Sementara itu, Ketua Yayasan Cholid Firdaus mengatakan dalam kehidupan ini kita harus menyiapkan anak didik ibaratnya dengan menyiapkan hiu-hiu yaitu dengan sebuah tantangan dengan harapan bisa mengatasi menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, harus disiapkan nilai-nilai keislaman sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, agar sanggup menjalani kehidupan ini dan diharapkan bisa menjadi pemimpin nantinya. (Rr - Humas)