blog-image

Sebanyak dua orang penilai yang tergabung dalam tim adiwiyata mandiri, Rabu (24/4), diterima oleh Walikota Mojokerto di Rumah Dinas Walikota, bersama Wawali, Sekda dan Kepala SKPD terkait.
 
Salah satu anggota tim, Budhi Soesilo, dari Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan, UI, mengatakan ia mendapat tugas dari Kementrian Lingkungan Hidup untuk menjadi tim penilai adiwiyata mandiri. “Maksud dan tujuan kedatangan di kota Mojokerto ini ada dua yaitu, yang pertama, melakukan verifikasi terhadap SMAN 2 Kota Mojokerto yang oleh propinsi Jatim diajukan untuk memperoleh adiwiyata mandiri. Program adiwiyata nasional ini targetnya adalah pencapaian sekolah sampai pada tingkat adiwiyata nasional. Sekolah bersangkutan harus dapat membina sekolah lain,” katanya.
 
Selain memverifikasi sekolah induknya, Budhi mengatakan akan mengunjungi salah satu dari 10 sekolah yang dibina oleh sekolah induk, dalam hal ini bisa jadi sekolah yang lokasinya terdekat dari SMAN 2. Disini pihaknya akan menilai sekolah apakah sudah menerapkan kebiasaan ramah dan cinta lingkungan sekolah. “Adiwiyata bukanlah lomba, karena lomba penuh rekayasa, tapi ini jangan ada dusta diantara kita, kalau bahasa anak gaul adalah just the way you are atau  ingin melihat tampil apa adanya,” ungkapnya.
 
Walikota Abdul Gani Soehartono, menyambut baik kedatangan tim penilai dan berharap mendapat prestasi terbaik termasuk adiwiyata mandiri, karena program kota mojokerto sangat mendukung lingkungan yaitu berseri atau bersih, sehat, rapi, indah. “Sebagai contoh, di kota lain demam berdarah diatasi dengan fogging, tapi di sini melibatkan masyarakat untuk membersihkan jentik-jentik dan membudayakan bersih-bersih, seperti pada kegiatan PSN dan Jum’at Berseri di lingkungan masyarakat,” katanya.
 
Walikota mengatakan, Visi dan misi kota Mojokerto sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral harus jadi kenyataan. “Budaya kebersihan atau kesehatan harus dimulai dari anak muda termasuk pelajar agar bisa membina keluarga dan sekitarnya. Anak menjadi pioner kesehatan. Tidak hanya karena ada adiwiyata lalu menaruh bunga atau pot di sekolah tapi karena memang sudah menjadi kebutuhan akan keasrian lingkungan. Kalau sekolah teduh, sekolah dan istirahat bisa enak,” paparnya. 
 
Dalam kesempatan ini, Walikota menyampaikan kalau ada penghargaan sejenis, bukanlah untuk merebut piala tapi sebagai bukti telah mendukung lingkungan hidup. Termasuk adipura, Walikota mengatakan tidak pernah ngoyo, tapi selalu mengkoreksi diri apa yang kurang dalam penataan lingkungan dan sekitarnya, serta tetap membudayakan hidup bersih dan sehat. “Penghargaan harus didapat secara lahir batin tidak ada rekayasa, karena rekayasa itu tidak enak,” tuturnya.
 
Usai ramah tamah di rumah dinas, tim kemudian meninjau langsung ke SMAN 2 Kota Mojokerto didampingi Wawali Mas’ud Yunus dan Sekdakot Suyitno, serta pejabat SKPD Kota Mojokerto.
 
Wawali mengatakan persoalan lingkungan merupakan masalah serius yang harus ditangani sungguh-sungguh. Ini sehubungan dengan bagaimana membentuk perilaku khususnya anak-anak untuk peduli lingkungan. Dengan adanya penilaian ini, Wawali mengatakan  untuk menjadi motivasi atau pendorong agar peduli lingkungan.  (Rr - Humas)