blog-image

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Mojokerto menyelenggarakan Pelatihan Pembawa Acara dan Dirigen dalam rangka memperingati Hari Kartini tahun 2012, Kamis, (12/4), di Gedung Dharma Wanita Kota Mojokerto Jalan Hayam Wuruk, dengan dihadiri Ketua, Hj. Ninis Suyitno, pengurus, serta para anggota perwakilan Darma Wanita Persatuan Kota Mojokerto.

Dalam kegiatan yang diikuti oleh kurang lebih 125 peserta ini, Hj. Ninis Suyitno, menyampaikan dalam sambutannya, bahwa ketrampilan Pembawa Acara dan Dirigen menjadi penting untuk dikuasai, mengingat di setiap acara Dharma Wanita maupun acara – acara organisasi yang lain, baik di lingkungan dinas maupun tempat tinggal, dibutuhkan petugas pembawa acara dan/atau dirigen.

“ Ibu – ibu jika ditunjuk menjadi pembawa acara maupun dirigen, seringkali oyok-oyokan,  tidak mau ditunjuk. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan ini, saya berharap ibu – ibu bisa lebih percaya diri, jika sewaktu – waktu diminta membawakan acara atau menjadi dirigen, karena sudah mendapatkan bekal pelatihan pada hari ini,” jelas Hj. Ninis.

Bertindak sebagai narasumber dalam pelatihan ini, yaitu Ovie Risna Kartika, SPd dari  Bagian Humas dan Protokol, Setda Kota Mojokerto, dan Achiriyah, SPd, pengajar Seni Budaya di SMP Negeri 7 Kota Mojokerto. Ovie yang memberikan materi tentang Pembawa Acara menyampaikan bahwa, pembawa acara atau master of ceremony (MC) bertugas untuk menghantarkan suatu acara tertentu, baik yang bersifat formal maupun non formal. Ovie juga menyampaikan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menjadi MC, antara lain; disiplin, suara, penampilan, kesiapan fisik dan mental, pengetahuan bahasa, kemampuan menyesuaikan situasi, pengaturan mikrofon, dan latihan.

“ Untuk menjadi MC, suara memang menjadi perhatian. Manusia dikaruniai suara yang berbeda – beda. Namun demikian, suara dapat dilatih dan diolah. Dengan seringnya berlatih dan bertambahnya jam terbang, kemampuan seseorang menjadi MC akan semakin terasah,” jelas Ovie.

Pada sesi kedua, Achiriyah, SPd memberikan materi tentang dirigen. Ria menjelaskan bahwa, conductor/dirigen adalah orang yang memimpin musik  dalam bentuk orkes maupun paduan suara, dengan aba - aba gerakan tangan. Menurut Ria, ketika menjadi dirigen, sikap badan harus rileks, tidak tegang dan kaku, pandangan menyeluruh  menatap kelompok yang   dipimpinnya, dan gerakan badan tidak boleh berlebihan.

“Ada  yang ketika menjadi dirigen, badannya ikut ke kanan dan ke kiri, ada juga yang menghentak – hentakkan kaki, atau tangannya diangkat terlalu tinggi atau terlalu lebar, hal ini sebetulnya tidak boleh,” jelas Ria.

Acara yang berlangsung serius namun santai ini, tidak jarang mengundang tawa seluruh peserta yang hadir, terlebih ketika peserta diminta untuk mempraktekkan secara langsung materi yang telah disampaikan para narasumber, namun masih belum sesuai dengan yang dicontohkan (Riv - Humas).