blog-image

Peringatan Hari Internasional Penyandang Cacat/Disabilitas di Kota Mojokerto berlangsung meriah. Dalam sebuah gelar seni yang diadakan Dinas Sosial Kota Mojokerto di Gedung S. Ramelan, Rabu (7/12), perayaan ini diisi dengan penampilan siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB), dalam bentuk tari, pantomim, dan menyanyikan lagu. Hadir dalam kegiatan ini Walikota Mojokerto beserta istri, Kepala SKPD, Camat, Lurah, para penyandang cacat, dan para guru pendamping siswa SLB.

Para siswa-siswa SDLB Pertiwi menampilkan tari-tarian antara lain tari Blakidot,  tari jaranan, tari kucing, dan tari lilin. Selain itu juga penampilan pantomim oleh Yanto, siswa SMALB tuna rungu Pertiwi Kota Mojokerto dengan judul Berangkat Sekolah.

Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM dalam sambutannya mengaku bangga setelah melihat penampilan anak-anak SLB. “Meskipun memiliki keterbatasan, tapi bisa menunjukkan kemampuannya dengan menari, menyanyi dan pantomim, di atas panggung, sehingga dapat menghibur penonton,” ungkapnya.

Walikota mengatakan tidak ada orang tua yang menginginkan anak-anaknya lahir dalam keadaan cacat baik fisik maupun mental. “Tapi jika memang kenyataan yang terjadi berbeda dengan harapan, mari kita sambut anak tersebut dengan rasa syukur dan tanpa merasa malu, lantas mengucilkannya. Didik anak tersebut sedini mungkin agar bisa mandiri,” harapnya.

Ia juga mendukung berbagai upaya untuk membangun dan memperhatikan para penyandang cacat. “Dengan pelatihan dan bimbingan para penca atau disabilitas bisa mandiri dan sejahtera,” katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPCI) Kota Mojokerto, Waskito, bahwa para penca harus mandiri dan memiliki kemampuan atau ketrampilan. “Seperti yang tampak pada gelar seni ini juga ditampilkan pameran hasil karya para penca berupa lukisan dan kerajinan tangan.” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Drs. Sutomo, M.Si mengatakan tujuan gelar seni ini disamping untuk memperingati hari internasional Penyandang cacat, juga agar mendapat pengakuan eksistensi para penca/disabilitas. “Ini juga ditujukan untuk mendapatkan pengakuan komitmen bangsa demi membangun kepedulian terhadap para penca, agar tercipta kemandirian dan kesejahteraan,” katanya.

Sutomo melaporkan secara keseluruhan jumlah panca di kota Mojokerto terdiri dari 186 anak panca, baik cacat fisik, mental, dan fisik mental. Sedangkan orang dewasa sebanyak 586, baik cacat fisik, mental dan fisik mental. Pemkot Mojokerto melalui Dinas Sosial juga telah melakukan berbagai upaya pembinaan, dan pelatihan seperti menjahit, dan bordir. “Bantuan juga telah diberikan oleh Dinsos kepada para penca, seperti 17 unit kursi roda, kaca mata dan sembako,” katanya.

Tema nasional kali ini yaitu “Bersama Penyandang Cacat/Disabilitas dalam Pembangunan, wujudkan dunia yang lebih baik bagi semua”. Ini memiliki maksud pelibatan penuh penyandang cacat/disabilitas sebagai warga negara dalam pembangunan di segala bidang dalam rangka pemenuhan hak-hak penyandang cacat/disabilitas, serta himbauan atau ajakan kepada seluruh elemen masyarakat termasuk penyandang cacat/disabilitas. (Rr - Humas)