Koordinasi Dan Sinkronisasi Jamkesmasda
  • Post by humas on 07 November 2011
blog-image

Untuk mensinkronisasi program Jamkesmasda di Kota Mojokerto, Dinas Kesehatan Kota Mojokerto menggelar rapat koordinasi yang diikuti jajaran Dinas Kesehatan, RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo, PT. Askes, Puskesmas, Camat, dan instansi terkait di ruang Nusantara, Senin (7/11). Rapat dibuka Wakil Walikota Mojokerto Drs. H. Mas’ud Yunus, didampingi Ketua Komisi III DPRD Nur Aida Rahayuningsih, SE, dan Kepala Dinkes, dr Cristiana Indah Wahyu, Apt.

Dalam sambutannya, Wawali berpesan agar Dinkes melakukan validasi data dan komplit, karena apabila ada kesalahan data maka program menjadi tidak tepat sasaran. “Sebagai contoh kasus kemarin waktu akan menyalurkan zakat pada orang miskin, ternyata orang tersebut malah naik haji. Sementara itu, untuk melayani orang miskin harus dengan pendekatan hati, bukan dengan rasio saja.” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk meningkatkan pelayanan baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas, harus secara konvensional dan menerapkan kinerja istimewa bermakna.“Aparatur harus punya nilai tambah di bidang kesehatan, tahu bagaimana melayani pasien dengan kondisi labil. Karena biasanya orang yang sakit kejiwaannya labil, emosi lebih menonjol daripada logika. Kalau perlu ada pelatihan bagi petugas masalah psikologis,” katanya.

Sedangkan kinerja bermakna, menurut Wawali, memiliki arti bahwa hasilnya tidak hanya bisa dirasakan tapi juga membanggakan dan meninggalkan kesan positif. “Secanggih apapun peralatan, tapi bila tidak didukung kualitas SDM maka tidak akan berhasil. Karena aparatur adalah ujung tombak, dan sebagai image yang pertama melayani pasien,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinkes, dr Cristiana Indah Wahyu melaporkan jumlah penduduk kota sebanyak 120.271 orang. Jumlah Jamkesmas 17.912 jiwa, jumlah Jamkesda 6.494 jiwa, jumlah jamkesmasda 13.506 jiwa, jumlah cadangan 2.900 jiwa. Sedangkan hasil validasi 1.095 jiwa (179 SPM dan 313 emergensi). “Untuk data di Dinkes dan Bappeko memang terdapat sedikit perbedaan, untuk itu ini yang akan kami cek kembali,” katanya.

Ia juga menyampaikan masalah yang dihadapi tentang kesehatan masyarakat miskin (maskin) yaitu masih banyak maskin yang belum masuk daftar kepesertaan yang ditetapkan oleh Walikota Mojokerto. “ Selain itu peningkatan kunjungan masyarakat miskin yang sangat tinggi dan jaringannya, serta penyakit berbasis lingkungan masih menduduki peringkat tertinggi, baik di RJTP, maupun di RITP,” ungkapnya. (Rr - Humas)