blog-image

Sebanyak 60 guru bidang studi IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris di kota Mojokerto mengikuti pelatihan Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna 3 yang digelar di Aula Kantor Kementrian Agama, Rabu (12/1) yang dibuka oleh Wakil Walikota Mojokerto.

Peserta merupakan guru dari sekolah mitra DBE (Decentralized Basic Education) yang akan mendapatkan pelatihan selama tiga hari sampai tanggal 14 Januari 2010.

Koordinator DPE Propinsi Jatim, Khudori, mengatakan dalam pelatihan ini para peserta akan belajar menjadi guru yang professional dan berinovasi. Dengan fasilitator dari tingkat nasional dan propinsi, peserta juga akan diberi materi antara lain tentang telaah kurikulum, standar kompetensi dasar, dan setelah pelatihan nanti akan ada pendampingan.

Wawali Drs. H. Mas’ud Yunus mengatakan sebagai guru maka dituntut berkreasi dan inovasi dalam mengajar. “Guru juga tidak boleh statis dan monoton,” katanya.

Guru sebagai agen pembelajaran, lanjut Wawali, harus mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi sebagai media proses belajar mengajar. “Metode pembelajaran inovatif dan kreatif dengan prinsip deduktif induktif agar anak sekolah senang dengan mata pelajaran,” paparnya.

Wawali juga menambahkan, di tengah arus globalisasi anak harus menguasai bahasa Inggris. Sedangkan guru juga tidak boleh ketinggalan dan gagap teknologi. “Teknologi memang punya dua sisi seperti pisau, oleh karenanya harus dilandasi dengan moralitas, agar bisa mendatangkan manfaat,” ujarnya. (Rr - Humas)