Deteksi Dini Dampak Rokok
  • Post by humas on 03 November 2010
blog-image

Untuk meningkatkan pengetahuan seputar pencegahan dan penanganan pasien penderita akibat rokok sejak dini maka RSUD dr. Wahidin Soediro Husodo Kota Mojokerto mengadakan pelatihan kompetensi deteksi dini dampak rokok bagi tenaga kesehatan yang berlangsung di gedung Astoria Convention Hall, Selasa (2/10). Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wawali, Drs. H. Mas’ud Yunus. 
 
“Kegiatan deteksi ini sangat strategis dalam penemuan faktor-faktor resiko  secara dini karena dampak rokok,” ungkap direktur RSUD DR. wahidin soediro husodo kota mojokerto, Drg. Sri Mujiwati.
Dalam catatan rumah sakit, pada tahun 2009 pasien yang dirawat akibat dampak rokok sudah sudah mencapai 597 orang. Diantaranya mengalami penyakit jantung 336 kasus, penyakit paru-paru sebanyak 164 kasus dan penyakit kanker mencapai 97 kasus.
 
Karenanya, selain pendektesian, penangan pelayanan pasien dapat segera mungkin dilakukan rumah sakit intuk menggali hal-hal yang berakibat buruk. Yakni sampai pada tingkat kematian. “sehingga kejadian-kejadian penyakit dapat dicegah,” imbuhnya.
 
Direncanakan pelatihan yang diikuti oleh 60 peserta dari unsur dokter dan perawat rumah sakit sendiri berlangsung selama dua hari. Bahkan, untuk meningkatkan pengetahuan SDM, rumah sakit sengaja menghadirkan narasumber berkompeten. Masing-masing RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Dinas kesehatan Provinsi Jatim dan RSUD Dr. Wahidin Soediro Husodo sendiri.
 
Muji menegaskan, setelah mengikuti pelatihan, diharapkan peserta juga dapat meningkatkan penggunaan obat-obatan maupun peralatan kesehatan. Termasuk di antaranya obat-obat kanker citostatika. “dari ketrampilan medis itu jangan sampai nanti terjadi komplikasi yang membahayakan karena dampak rokok,” paparnya.
Sementara, input yang didapat peseta selama mengikuti pelatihan diyakini cukup banyak. Seperti halnya memahami kebijakan direktorat pengendalian penyakit tidak menular mengenai deteksi dini. Memahami berbagai hal tentang kegiatan deteksi dini penyakit jantung dan kanker. Serta dapat melakukan pemeriksaan deteksi dini factor resiko penyakit jantung dan kanker. “sekaligus mencatat dan membuat laporan factor resiko,” tegas Muji.
 
Wawali menambahkan, pelatihan tersebut dinilainya cukup tepat seiring semakin meningkatnya jumlah perokok. Sehingga, dengan kualitas SDM yang semakin tinggi, dokter dan tenaga medis yang menangani pasien dapat dengan cepat melakukan langkah terbaik. Tentunya dalam upaya pencegahan dan penyebuhan.
“SDM menjadi kata kunci sebagai dasar pelayanan. Karenanya, kedepan kami berharap, melalui pelatihan seperti ini pelayanan rumah sakit semakin optimal,” katanya. “paling tidak mampu mencegah dampak rook melalui deteksi dini,” lanjutnya. 
 
Selain mendapat penjelasan materi seputar deteksi dini dampak rokok peserta juga terjun kelapangan. Dengan terlibat langsung melalui kegiatan sosialisasi dan seteksi diri dampak rokok kepada karyawan pabrik rokok PT Bokor Mas pada 11 November mendatang. (Rr - Humas)