blog-image

Anak-anak berumur 0-5 tahun merupakan usia dini atau yang disebut golden age sebagai tahap usia yang mengalami perkembangan cepat, baik fisik maupun mental. Jika ingin membangun generasi yang unggul, maka sejak usia dini pendidikan anak harus menjadi perhatian. Hal ini disampaikan oleh Wakil Walikota Mojokerto Drs. H. Mas’ud Yunus dalam acara Sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diselenggarakan oleh Dinas P dan K Kota Mojokerto di Astoria Convention Hall, Selasa (19/10).

Untuk meningkatkan kualitas SDM, menurut Wawali, faktor yang paling mendasar adalah sehat, cerdas, sejahtera dan bermoral seperti halnya visi pemerintah kota Mojokerto. Di kota Mojokerto, untuk tingkat SD – SMA, jumlah anak yang sekolah mencapai  lebih dari 100%. ”Jika data ini akurat maka tidak ada anak yang tidak sekolah pada usia tersebut. Dan sebagai PR kita adalah bagaimana anak usia dini yaitu 0-15 tahun mendapat perhatian,” ucapnya.

Lebih lanjut dikatakan Wawali, di Malaysia usia 0-5 tahun yang sudah masuk PAUD sebanyak 86%, sedangkan di Thailand lebih tinggi yaitu 89%. ”Kalau dulu Malaysia dan Thailand berguru pada Indonesia, sekarang kita malah ketinggalan,” katanya.

Pada data lota Mojokerto Dalam Angka, anak 1-5 tahun sebanyak 9.561 anak. Di tahun 2008 tersebut ada kenaikan signifikan, dan dari angka 9.561 sebanyak 4.026 atau 42,1% masuk PAUD. Menurut Wawali, kendala  orang tua memasukkan anaknya pada PAUD dikarenakan antara lain masih menganggapnya sesuatu yang mahal. ”Penduduk di kota Mojokerto sejumlah 4.880 orang kategori miskin sehingga tidak bisa mengikuti PAUD. Oleh karenanya bagaimana memanfaatkan potensi masyarakat misalnya dalam kegiatan Posyandu dimasuki sosialisasi PAUD,” lanjutnya.

Wawali menargetkan tahun 2014, seperti tertuang dalam RPJMD, anak-anak mengikuti PAUD bisa mencapai 75%. ”Sehingga nantinya bisa lahir Gajah Mada-Gajah Mada baru, berkat pendidikan anak di usia dini,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas P dan K Kota Mojokerto, Drs. Suharto, M.Si, mengatakan sosialisasi ini diikuti sebanyak 75 orang yang terdiri dari Ibu-ibu Ketua dan pengurus organisasi wanita, IGTKI, pengawas TK dan SD. ”Peserta semuanya ibu-ibu/wanita, dikarenakan para pendidik kebanyakan wanita dan yang biasanya telaten dalam mendidik anak adalah ibu-ibu,” kata Harto.

Selain Wawali, sosialisasi ini juga diisi oleh pembicara DR. Umi Dayati, M.Pd, pemerhati PAUD tingkat nasional yang juga Dosen Universitas Malang (UM). (Rr - Humas)