blog-image

Penyakit HIV/AIDS sudah sangat mencemaskan tidak hanya di kota-kota besar tapi juga di daerah-daerah. Di Kota Mojokerto tahun 2010 tercatat bahwa Kota Mojokerto menempati peringkat ke delapan Jawa Timur yaitu penderita HIV/AIDS yang mencapai 199 orang. Hal inilah yang mendorong RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo menyelenggarakan pelatihan penanganan penderita HIV/AIDS secara komprehensif yang diadakan di gedung Astoria Convention hall, Rabu (1/9).

Perkembangan HIV/AIDS di Kota Mojokerto ini termasuk dalam kategori Epidemik Consentrated yang mempunyai arti kejadian HIV lebih dari 5% pada kelompok resiko tinggi. Kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es yang tampak sedikit padahal penderitanya sangat banyak, hal ini disebabkan penderita belum bisa diperiksa atau dirahasiakan. Demikian disampaikan dalam laporan Dr. Sugeng Mulyadi, S.Pu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU dr Wahidin Sudiro Husodo.

Lebih lanjut dikatakannya, resiko tertular membuat banyak perawat segan tatkala bertugas dalam ruang isolasi untuk merawat pasien HIV. “Untuk itulah pelatihan penanganan penderita HIV/AIDS ini sangat tepat agar petugas bisa melayani penderita HIV/AIDS sesuai prosedur  dan tidak ceroboh,” katanya.

Acara yang dibuka oleh Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM, ini dalam sambutannya mengatakan dalam menangani masalah HIV/AIDS, petugas kesehatan tidak bisa berjalan sendiri, karena banyak faktor yang berkaitan, oleh karena itu, peningkatan kerjasama dengan semua sektor sangat diperlukan. “Lakukan terus penyuluhan di masyarakat dan di momentum-momentum yang lain supaya kejadian penularan HIV/AIDS bisa diminimalkan,” pesannya.

Penanganan Penderita HIV/AIDS adalah sesuatu hal yang sangat serius oleh karena itu Walikota juga berharap agar peserta pelatihan ini bersungguh-sungguh dan serius agar menghasilkan petugas yang bagus dan handal.

Pelatihan ini diikuti oleh tenaga medis di RSU dr. Wahidin Sudiro Husodo, dengan pemberian materi oleh Ahar Junaedy Shm, Ahmad Mabrus Shm Ms, dan Sri Hariaty sebagai narasumber. "Karena dulu yang tertular HIV/AIDS hanya orang yang melakukan Sex bebas atau Homosex secara individu saja, sekarang sudah masuk ke lingkup keluarga, begitu juga penularannya, sudah bergeser termasuk dari jarum suntik, donor darah, Ibu atau Bapak yang terinfeksi dan seterusnya," kata Sri dalam materinya,. (Rr-Humas)