blog-image

Maraknya peredaran video porno dan pemberitaan di media massa, menimbulkan kekhawatiran dari berbagai kalangan. Karenanya, Wawali minta peran aktif orang tua.

“Pornografi sudah menjadi tragedi moral. Untuk itu, perlu pembinaan dan peran serta dari semua pihak, dan sebagai pertahanan pertama adalah dari keluarga,” kata Drs. H. Mas’ud Yunus, Wakil Walikota Mojokerto, saat membuka acara  Diseminasi Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi yang dihelat oleh Bagian Hukum dan Perundang-undangan Setdakot Mojokerto di Astoria Convention Hall, Kamis (28/7).

Saat ini, kedewasaan seks seseorang sudah lebih cepat dibandingkan dengan zaman dulu. Ini bisa dilihat rata-rata anak SD yang perempuan sudah menstruasi dan laki-laki mengalami mimpi basah. Menurutnya, ini juga pengaruh dari lingkungan individu dan dari media yang berkembang saat ini.  “Jika ini tidak diarahkan pada norma dan etika maka bisa timbul penyimpangan-penyimpangan,” kata Wawali.

Lebih lanjut dipaparkannya, bahwa keluarga adalah ujung tombak dalam pendidikan dan moral anak. Sejalan dengan itu, pemkot Mojokerto memiliki program KMBP dengan salah satu indikatornya yaitu Keluarga Berlingkungan Pendidikan. Lingkungan keluarga bisa membentuk karakter seseorang. Bila ini bisa diterapkan, maka pendidikan berbasis karakter bisa berjalan dengan baik.

Sementara itu, Kabag Hukum dan Perundang-undangan Setdakot, Agung Moeljono Soebagijo, SH, MH, dalam laporannya mengatakan kegiatan ini diikuti oleh perwakilan guru, anggota PKK, Dharma Wanita dan kader binaan Keluarga Sadar Hukum Kota Mojokerto.
Diseminasi yang mengambil tema Peran Orang Tua dan Guru dalam

Pencegahan Tindak Pidana Pornografi ini mendatangkan narasumber Astutik, SH, MH, pengasuh mata kuliah Hukum Pornografi pada Fakultas Hukum Unair, Dra. Ratna Ellyawati, M.Si, pengajar pada Fakultas Psikologi Untag Surabaya, dan AKP. I Gede Suartika, SH, Kasatreskrim Polresta Mojokerto. (Rr - Humas)