blog-image

Perubahan iklim telah menjadi isu internasional dan dampaknya sudah tidak terbantahkan lagi, baik dampak negatif bagi perekonomian juga kesehatan masyarakat, tidak terkecuali di kota kecil. Hal inilah yang menjadi dasar Kantor Lingkungan Hidup bekerja sama dengan negara Jerman dalam Program Advis Kebijakan Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim (PAKLIM) untuk menggelar lokakarya tentang perubahan iklim yang bertempat di Pendopo Graha Praja Wijaya, Selasa (13/4).

Dr. Joseph Traenkler, Team Leader PAKLIM (GTZ) mengatakan program ini bertujuan memberikan dukungan bagi upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui perencanaan dan penerapan strategi dan perangkat perubahan iklim di tingkat nasional, kota dan industri. Sasaran program ini adalah kota-kota di pulau Jawa Indonesia baik kota besar, sedang atau kecil. Kesepakatan kerjasama dalam program PAKLIM diwakili oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup (KLH) yang berperan sebagai executing agency.

Menurutnya, upaya yang bisa dilakukan dalam hal perubahan iklim adalah mitigasi untuk menurunkan gas rumah kaca di kota antara lain dengan jalan penghematan energi dari lampu jalan raya, konservasi energi untuk bangunan dan sarana publik, instalasi pemanfaatan gas metana dari fasilitas pembuangan kota.

Lokakarya yang dibuka oleh Asisten Pemerintahan, Perekonomian dan Pembangunan Drs. Judi Setyanto mewakili Walikota ini digelar selama dua hari. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa mungkin kota Mojokerto adalah kota kecil dan tidak masuk akal jika kota kecil ini memiliki kaitan besar dalam perubahan iklim, namun hal ini tidak bisa diprediksi. Dari kegiatan lokakarya ini bisa diketahui sebab, dampak dan solusi dari permasalahan ini. (Rr-Humas)