blog-image

Kondisi negara saat ini mengalami krisis kelangkaan pasokan energi. Berkurangnya ketersediaan air disebabkan meningkatnya kebutuhan energi dan air akibat peningkatan jumlah penduduk serta pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditambah perilaku pengguna yang cenderung boros dalam pemakaiannya. Untuk itulah pemerintah kota Mojokerto melalui Bagian Perekonomian menggelar kembali sosialisasi hemat energi, dan air serta lingkungan hidup yang dibuka oleh Walikota Mojokerto di Hotel Surya, Kamis (25/2).Dalam sosialisasi ini materi yang disampaikan antara lain kebijakan pemerintah tentang hemat energi dan air dan implementasinya dari Dinas ESDM Propinsi Jatim,  Implementasi 3 R Pengelolaan Sampah oleh Drs. H. Satrijo Wiweko MT Direktur Sahabat Lingkungan, serta Pengelolaan Lingkungan Hidup oleh Drs. Dwi Agus Hari Wibowo dari Kantor Lingkungan Hidup Kota Mojokerto. Peserta terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sekota Mojokerto.Pemerintah Provinsi Jatim memiliki kebijakan dalam program penghematan energi dengan visi dan misi terpenuhinya energi dan sumber daya mineral bagi masyarakat. Untuk mendukungnya, program yang terencana diarahkan untuk mendukung penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas hidup, pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan dan pembangunan pedesaan, melalui upaya pemenuhan kebutuhan energi, kelistrikan, migas, mineral dan air bersih serta pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.Dalam Inpres No. 2/2008 tentang Penghematan Energi dan Air menginstruksikan kepada pimpinan lembaga pemerintahan baik di pusat dan daerah, dan membentuk susunan lembaga gugus tugas. Sasarannya adalah penghematan konsumsi energi listrik pada sistem penerangan. Targetnya 5%-20%. Sementara implementasi 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Sampah Kota yang disampaikan Drs. H. Satrijo Wiweko, MT merupakan program menggunakan kembali, mengurangi dan mendaur ulang sampah. Hal ini diperlukan karena ketersediaan lahan TPA yang makin sulit akibat daya dukung lahan makin berkurang dan persoalan pencemaran lingkungan.Walikota dalam sambutannya mengatakan masalah ini merupakan tanggung jawab bersama. Seiring dengan adanya kemajuan zaman terjadi pula perubahan gaya hidup. “Kalau dulu orang bisa hidup tanpa AC, kipas angin. Memasak pun bisa dilakukan hanya dengan memakai kayu. Tapi sekarang telah berubah. Namun hendaknya kita bisa berhemat,” tuturnya. Lebih lanjut ditambahkannya, gaya hidup masyarakat juga harus melihat kebutuhan dan kemampuan bukan karena emosional atau gengsi semata. Oleh karenanya harus bisa mengatur agar bisa efektif dan efisien. (Rr-Humas)