Rat Koperasi Trimadya Dibuka Walikota
  • Post by humas on 24 February 2010
blog-image

Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi Trimadya Tahun Buku 2009 yang digelar di Pendopo Graha Praja Wijaya, Rabu (24/2). Hadir dalam rapat ini Ketua Koperasi Trimadya, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Kepala Dekopinda, dan anggota koperasi.

Dalam sambutannya Walikota mengatakan RAT ini bisa dijadikan sebagai evaluasi. “Falsafah koperasi adalah kebersamaan, tentunya berbeda dengan partai yang karena ada unsur kepentingan,” katanya.

Lebih lanjut diharapkan agar koperasi Trimadya maju dan bisa menjadi harapan bagi anggotanya. “Bicara soal ini, maka juga perlu dipikirkan kesejahteraan atau gaji pegawai, jangan sampai  di bawah standar agar tidak loyo,” tuturnya.

Menghadapi kredit macet, Walikota meminta agar pihak koperasi tega untuk menagih. “Dan kalau pinjaman sudah overload, tidak usah diberi,” tandasnya.

Ketua Koperasi Trimadya Drs. H. Imam Sampurno mengusulkan agar simpanan wajib dinaikkan sehingga plafon pinjaman juga bisa bertambah. Selama ini koperasi memiliki kegiatan seperti bantuan kepada putra/putri berprestasi dari anggota Koperasi berupa uang sebesar Rp. 250.000,-, bantuan anak asuh bagi yang kurang mampu, santunan bagi yang sakit, uang duka dan kegiatan sosial lain.
Saat ini koperasi para pegawai ini berupaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas toko agar bisa dimanfaatkan oleh anggota. Imam menyambut baik DKP Kota Mojokerto yang anggotanya tiap bulan berkunjung dan belanja ke toko, dan berharap agar anggota dari dinas/instansi lain juga bisa demikian.

Permasalahan yang timbul dari koperasi yang beranggotakan sebanyak 1.400 orang ini antara lain seperti kredit macet, pihak koperasi berjanji akan terus berupaya melakukan penagihan baik dengan pendekatan persuasif maupun pendekatan lain.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Mojokerto Harlistiyati, SH, MH mengatakan Berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh dinasnya, koperasi Trimadya termasuk koperasi yang sehat. Walaupun menduduki peringkat ke-22 namun diharap dengan ini bisa sebagai introspeksi diri, dan bisa sebagai rekomendasi/referensi bahwa koperasi tersebut sehat.

Program yang sedang digarap oleh Dinas Koperasi dan UKM saat ini adalah program sarjana enterpreneur. Para sarjana pengangguran bisa mengajukan proposal kepada Dinas Koperasi dan UKM setempat dan selanjutnya bisa dilanjutkan ke tingkat propinsi. Nantinya akan diseleksi dan mendapat bantuan modal dengan jaminan ijazah sarjana tersebut.

Adanya koperasi papan nama seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang seperti renternir, Harlis melihat ini ada dari dua hal, KSP bisa seperti dewa karena syarat pinjaman tidak beberlit apalagi di era AFTA, tapi di lain sisi memiliki bunga yang tinggi. Namun ia ingin agar koperasi tetap eksis. “Kalau bisa koperasi jangan sampai ditutup, kalau sampai ini terjadi ini berarti Diskop dianggap tidak mampu membina. Koperasi yang tidak sehat dibina dulu, dan jika memang tidak bisa maka terpaksa dibinasakan,” kata Harlis. (Rr-Humas)