Tolak Korupsi Dengan Kantin Kejujuran
  • Post by Kota on 16 February 2010
blog-image

MOJOKERTO - Pelajar di Kota Mojokerto sepakat menolak adanya praktik korupsi. Penolakan itu ditandai kebiasaan membeli makanan dan minuman di kantin kejujuran yang disediakan di sekolah. Kantin-kantin kejujuran yang kini sudah menyebar tersebut bukan hanya menciptakan karakter jujur dan transparan, namun dapat pula mengembang usaha atas keuntungan pengelolaan yang didapat.

''Teman-teman tidak keberatan meski di kantin ini tidak ada penunggu. Kalau harus ada kembalian ya kita ambil sesuai kembalian yang semestinya," ujar Fitrotul Jannah, siswa kelas VII SMPN 2 Kota Mojokerto.

Keberadaan kantin kejujuran sendiri selama ini memang cukup mendidik kalangan siswa. Terutama dalam membangunan paradigma tanggung jawab kepada diri sendiri atau orang lain. Sehingga, bila memang tak ada kembalian atau kurang sekali pun, mereka mau membayar sesuai harga makanan dan minuman yang ada. ''Sebenarnya jujur itu tidak hanya kepada orang lain, tapi juga terhadap diri sendiri. Kalau kita terbiasa tidak korupsi sampai kapan pun bisa seperti. Termasuk kepada orang tua,'' tambahnya sembari membawa makanan ringan hasil beli di kantin kejujuran.

Dalam waktu bersamaan, laboratorium moral untuk mendidik siswa agar bersikap antikorupsi resmi mulai digelar SMPN 2 Kota Mojokerto. Ini ditandai dengan launching Kantin Sehat Kejujuran oleh Wali Kota Mojokerto, Abdul Gani. Dipilihnya salah satu sekolah favorit di kota kecil dengan dua kecamatan ini, lantaran setahun terakhir sekolah yang berada di depan perkantoran Pemkab Mojokerto, Jl A. Yani Kota Mojokerto sudah mengawali kantin kejujuran. Kendati belum maksimal.

''Kantin sehat kejujuran merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan antikorupsi. Sejak dini, anak-anak (siswa) harus sudah ditanamkan perilaku jujur dan disiplin. Apalagi ini juga menyangkut pembinaan akhlak," ungka Gani. Orang nomor satu di pemkot ini mengungkapkan, korupsi bukanlah merupakan penyakit masyarakat atau prilaku budaya termasuk agama.

Tetapi dengan tegas perilaku dan perbuatan negatif yang dapat merugikan orang lain itu harus ditolak. ''Oleh karena itu, sifat jujur merupakan penangkal yang efektif dari virus korupsi," katanya. Antikorupsi sendiri, lanjut Abdul Gani perlu diterapkan sebagai upaya prepentif bagi generasi muda. ''Pencegahan lebih baik daripada mengobati," tegasnya. Hadir pula dalam kesempatan itu, Kepala Dinas P dan K, Suharto, serta sejumlah kepala sekolah SMP negeri dan swasta  

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Kota Mojokerto, Hermin Titisnawati mengatakan, kantin sehat kejujuran di sekolah yang dipimpinnya merupakan satu dari 152 sekolah dari tingkatan SD, SMP, SMA, SMK di Jawa Timur. ''Pendidikan kejujuran dan moral antikorupsi melalui kantin sehat kejujuran merupakan program pemerintah pusat yang diimplementasikan dengan mereduksi tiga mata pelajaran, yakni pendidikan agama, PKN dan bahasa Indonesia," terangnya.

Di kantin itu, lanjut Hermin, kesadaran siswa sangat dituntut untuk berbelanja dengan membayar dan mengambil uang kembalian jika memang berlebih, tanpa harus diawasi oleh guru atau pegawai kantin. ''Bentuknya seperti swalayan. Tapi artikulasinya tetap pada sikap kejujuran sebagai penangkal virus antikorupsi," imbuhnya.

Disinggung sukses tidaknya kantin sehat kejujuran yang bangunannya lebih banyak ditopang para alumnus salah satu sekolah favorit tesebut, tambah Hermin, cukup tergantung dukungan bersama dari semua siswa dan kalangan pengajar. ''Peran dan partisipasi semua warga sekolah sangat menentukan suskses tidaknya kantin ini," tandasnya. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto