Puluhan Rumah Terancam
  • Post by Kota on 01 February 2010
blog-image

Plengsengan Kali Sadar Ambrol

MOJOKERTO - Puluhan rumah di Lingkungan Miji Baru III, Kelurahan Miji, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto terancam banjir. Plengsengan Kali Sadar yang ada di lingkungan tersebut kini kondisi ambrol. Bahkan ambrolnya plengsengannya yang berdekatan dengan perumahan warga itu sudah seluas 2 meter.

Warga berharap pemkot segera melakukan perbaikan. ''Jika tidak maka rumah kami yang menjadi korban jika air sungai dalam kondisi naik,'' ungkap Tomo, salah satu warga yang ditemui kemarin.

Menurut warga, plengsengan ambrol yang dibangun pada tahun 2006 lalu sudah terjadi sejak 6 bulan terakhir. Mulanya diduga menjadi sasaran tikus-tikus sungai, namun seiring meningkatnya debit sungai di musim penghujan, lubang plengsengan kian membesar. Bahkan, batu-batu plengsengan yang ada berangsur-angsur mengalami longsor. Sehingga menyebabkan ketinggian tanggul sungai menuurun. ''Sekarang malah kondisi memprihatinkan. Makanya jika ini tidak segera diperbaiki air sungai yang naik bisa membanjiri perumahan warga di sini,'' terang Tomo yang tinggal di Lingkungan RT 2/RW 2 ini.

Semula, untuk mencegah kritisnya plengsengan yang ambrol tepat di atas pembuangan saluran air, beberapa kali warga berinisiatif menutup menggunakan bahan material sendiri. Dari bahan semen, pasir hingga membetulkan batuan yang berserakan. Namun, usaha tersebut tak membuahkan hasil. Debit air yang meningkat kembali menggerus lubangan plengsengan.

''Kita sudah melaporkan masalah ini ke Pak Camat (Camat Prajurit Kulon, Red) tapi sampai sekarang belum ada tindaklanjuti," paparnya. Di lingkungan RT 2/RW 2 sejauh ini diektahui ditempati sekitar 45 kepala keluarga (KK) atau setara dengan 45 rumah.

Namun, jika air sungai meluap, melalui lubang plengsengan warga menduga tidak hanya menggenangi rumah mereka, namun lingkungan yang lain. Seperi Miji Baru Gang I dan Gang II yang lokasinya berdekatan dengan area sungai.

Ilzam, warga Miji Baru III menambahkan, plengsengan Kali Sadar itu memang dibangun oleh Pemprov Jatim pada tahun 2006 lalu. Tetapi melihat kondisinya, warga mensinyalir bangunanya jauh dari kualitas. Bahan material, lanjut Ilzam, diketahui tidak menggunakan semen berkualitas, melainkan semen karungan biasa. Serta ketinggian plengsengan hanya 3 meter. ''Padahal kedalaman sungai dari ketinggian tanggul setinggi enam meter," bebernya. Sebaliknya, selama pelaksanaan posisi plengsengan diketahui menggantung di atas dasar sungai. ''Semestinya kan tidak begitu. Harus sampai kedalam sungai. Terbukti dulu (2006, red) di sisi timur baru saja dibangun plengsengan sudah ada yang ambrol," tegasnya.

Karena itu, untuk menghidari terjadinya genangan air bahkan bencana banjir, pihaknya berharap laporan yang sudah disampaikan warga melalui ketua RT setempat segera ditindaklanjuti. Baik oleh pemkot sendiri maupun Pemprov Jatim. ''Tanpa realisasi perbaikan jelas warga khawatir. Kalau air sungai dangkal seperti sekarang tidak masalah, bagaimana jika nanti meninggi tentu membanjiri rumah kami," tukasnya.

Perihal tersebut, Camat Prajurit Kulon M Ali Imron mengakui sudah meneriama laporan dari warga. Bahkan saat ini atas nama pemerintah kecamatan pihaknya sudah menindaklanjuti dengan menyampaikan ke Pemkot Mojokerto. ''Soal plengsengan ambrol itu disudah kami sampaikan ke pemkot. Tapi karena wilayah kali sadar itu wewenang Pemprov Jatim tentunya harus menunggu,'' ujar mantan Lurah Miji ini.

Selama ini terkait amrolnya plengsengan bukan hanya terjadi di kali sadar, namun terjadi di beberapa sungai termasuk anak Sungai Brantas di Lingkungan Jalan Prapanca Kelurahan Mentikan Kecamatan Prajurit Kulon. Bahkan ambrolnya plengsengan tepat berada bawah Jembatan Mentikan itu cukup kritis dan mengancam 500 rumah penduduk. ''Semua sudah kita inventarisir. Ya semoga bisa cepat diperbaiki. Termasuk plengsengan di Kali Sadar oleh Pemprov Jatim,'' ujarnya. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto