Satu Inkubator, Dua Bayi
  • Post by Kota on 12 January 2010
blog-image

Irit Biaya Perawatan si Kembar

MOJOKERTO - Bayi-bayi prematur pasangan Iswati-Fathurrahman, warga Lingkungan Balongrawe Baru (Baraba) Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto terus menjadi sorotan banyak pihak. Setelah bayi pertama meninggal Sabtu (9/1) lalu, kini dua bayi lainnya masih mendapat perawatan intensif dan pengawasan khusus. Bahkan dua bayi yang diberi nama Rahmad Kurniawan dan M. Ridho itu berada dalam satu inkubator ruang neonatus RS Kamar Medika, Jalan Empunala.

Pihak rumah sakit menyatakan, keputusan menaruh dua bayi yang dilahirkan pada Kamis (7/1) lalu dalam satu inkubator untuk menekan biaya yang harus dikeluarkan pihak keluarga. ''Semestinya satu inkubator satu bayi. Tapi untuk menekan biaya perawatan tidak terlalu besar diputuskan satu inkubator,'' ungkap Marmining Rahayu, bidan perawat di RS Kamar Medika, kemarin.

Memang dirujuknya bayi-bayi prematur tersebut yang lahir di Bidan Rukiyati, Jalan Empunala kondisi BB tidak stabil. Rahmad Kurniawan lahir dengan BB 1,5 kilogram TB 32 sentimeter dan M. Ridho 1,6 kilogram dengan TB 37 sentimeter. Sedangkan bayi pertama yang melahirkan diketahui memiliki BB terkecil. Jauh dibawah angka normal yakni tidak lebih dari 1 kilogram.

Marmining mengaku, selama lima hari menjalani perawatan, sejauh dua bayi yang terus mendapat pengawasan khusus perlahan-lahan mengalami perkembangan. Dari hasil pemeriksaan, BB Rahmad Kurniawan naik 2 ons menjadi 1,7 kilogram sedangkan M. Ridho BB naik dua ons 50 gram atau setara dengan 1,8 kilogram dari sebelumnya. ''Kalau kondisi kesehatan mereka sudah bagus. Termasuk detak jantung mereka terus membaik,'' terang bidan berjilbab itu.

Selama menjalani perawatan, keluarganya tidak diperkenankan berada di rumah sakit. Selain masih berada di ruang khusus anak yang harus mendapatkan bantuan inkubator, rumah sakit sendiri sudah menangani melalui bidan, perawat dan dokter spesialis anak dr.Sari. ''Susunya pun memakai yang bagus. Sebab mereka dalam kondisi prematur, maka harus diberikan susu yang mendukung perkembangan bayi,'' paparnya. ''Khusus untuk bayi prematur dan memiliki berat badan kurang," tegas perempuan berusia 60 tahun itu.

Sementara itu, selain asupan susu, Iswati sudah mulai diperkenankan memberikan ASI eksklusif bagi dua buah hatinya. Jika sebelumnya, hanya mengandalkan air gula dan susu formula, kini dua bayi tersebut perlahan-lahan mendapat asupan susu sang ibu. ''Hari ini tadi (kemarin, Red) sudah dicoba untuk minum susu ibunya. Ya paling tidak hal itu bisa membantu pertumbuhan keduanya," ujar Marmining.

Hal yang sama juga disampaikan Iswati. Pagi kemarin memang dia diberikan waktu untuk masuk dalam ruang neonatus. Satu persatu kakak beradik itu mulai mendapat asupan ASI, meski pemberiannya tidak sama seperti pada bayi normal pada umumnya. ''Dokter bilang saya harus belajar memberikan ASI pada mereka. Dan itu sudah saya lakukan tadi," tuturnya.

Kendati sempat menggendong Rahmad Kurniawan dan M. Ridho, Iswati yang sebelumnya sudah dikarunia dua anak masing-masing Ariyani Putri, 15 dan Riyo Dwi Saputra, 6 rupanya tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya. Yakni menyangkut biaya perawatan kedua bayinya. ''Sampai sekarang rumah sakit tidak menyebutkan berapa biaya perawatan anak saya. Tapi kami rasa biayanya cukup besar,'' keluhnya.

Tak hanya itu, dia yang kini sudah diperbolehkan pulang ke rumah juga tidak mengetahui berapa biaya persalinan yang harus ditebus. ''Tidak tahu berapa biaya. Tiba-tiba saya disuruh pulang. Katanya sih ada bantuan dari kelurahan dan donatur tapi jumlah persisnya tidak tahu,'' tambah Iswati. (ris/yr)

Sumber : Radar Mojokerto