Harga Gula Turun
  • Post by Kota on 07 January 2010
blog-image

Harga Besar Jenis IR 64 Naik

MOJOKERTO - Setelah sempat melonjak hingga Rp 12.000 perkilogram, harga gula pasir di pasar tradisional kini kembali turun menjadi Rp 10.300 perkilogram. Penurunan itu, menyusul kabar kedatangan gula impor. Bahkan, selain harga lebih murah, gula impor disebut-sebut kualitas gulanya lebih baik dari gula lokal.

Miftahul Hilmi salah satu pedagang di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto mengungkapkan, penurunan harga gula sudah terjadi sejak dua hari kemarin. "Turunnya harga gula ini terjadi secara bertahap. Sekarang harga eceran, kami menjual Rp 10.300 perkilogram," katanya.

Menurut Miftah, terjadinya penurunan harga gula tersebut lebih diakibatkan oleh beberapa faktor. Misalnya, pasokan gula pasir dibanding dua pekan lalu di tingkat distributor dan tengkulak mulai stabil. Bahkan, sejumlah permintaan pedagang guna memenuhi kebutuhan konsumen bisa terpenuhi. "Yang saya dengar bukan hanya itu. Tapi beberapa tengkulak dan distributor mengaku daerah di Jatim bakal didatangkan gula impor," terangnya, sembari melayani pembeli.

Keberadaan gula impor yang didatangkan oleh pemerintah disebut-sebut memang menyikapi melejitnya harga gula untuk memenuhi kebutuhan gula di tingkat pasaran yang mulai menghilang. Tepatnya, terjadi menjelang peringatan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 lalu. Sehingga harga gula langsung melejit hingga mencapai Rp 12.000 perkilogram. "Saya sendiri tidak tahu kapan tepatnya gula impor itu didistribusikan. Tapi informasi sementara kapal pengirim gula impor bakal bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak pada 10 Januari mendatang," imbuhnya.

Senada juga diungkapkan, Ali Imron pedagang lain di Pasar Tanjung Anyar. Dia mengaku, sejak diterpa adanya gula impor yang masuk Jatim harga gula pasir perlahan-lahan mengalami penurunan. Bahkan, turunnya harga gula itu berimbas pada tingkat daya beli konsumen. "Sudah biasa kalau harga mulai stabil pasti permintaan konsumen juga menurun. Ibarat hukum pasar, kian tinggi permintaan maka harga meningkat," paparnya. Disinggung mengenai terjadinya penurunan permintaan, pedagang berkacamata itu mengaku, kini mencapai di bawah 5 persen. "Kalau dulu kami tidak mampu melayani keseluruhan permintaan, tapi sekarang justru sebaliknya," tambahnya.

Selain harga gula, terjadinya penurunan sembako juga berlaku pada minyak goreng (migor). Jika sebelumnya harga jual mencapai Rp 9.000, kini kebutuhan bahan baku menggoreng itu menjadi Rp 8.800 perkilogram. "Tidak terlalu besar. Cuma turun sekitar Rp 200 saja," ujar Didik.

Kendati demikian, dari beberapa kebutuhan pokok itu, justru harga beras di pasaran mulai merangkak naik. Seperti beras jenis IR 64. Jika sebelumnya pedagang bisa menjual Rp 6.000 perkilogram, kini naik menjadi Rp 6.500 perkilogram. "Naiknya terjadi secara bertahap. Dari Rp 200, Rp 300 hingga Rp 500, perkilogram," jelasnya.

Disinggung penyebab kenaikan harga beras, Didik memprediksi hal itu lebih diakibatkan memasuki musim penghujan yang dimanfaatkan petani untuk bertanam. "Termasuk stok di beberapa distributor beras. Kemungkinan sekarang mulai terbatas karena tidak masa panen sudah berlalu," tandasnya. (ris/nk)

Sumber : Radar mojokerto