Pulang, Disambut Isak Tangis
  • Post by Kota on 21 December 2009
blog-image

MOJOKERTO - Setelah menjalani rukun Islam ke lima, jamaah haji asal Kota Mojokerto akhirnya pulang ke tanah kelahiran. Kemarin, kedatangan jamaah haji yang tergabung dalam kloter 51 itu disambut isak tangis keluarga yang sebelumnya sudah menanti mereka di Masjid Agung Al-Fattah Kota Mojokerto.

Tangis haru yang menyelimuti jamaah datang dari sanak keluarga yang selama 40 hari terpisah, lantaran untuk memenuhi panggilan Allah SWT di Tanah Suci Makkah dan Madinah. Sesuai jadwal yang ditentukan kedatangan jamaah haji yang terdiri atas 93 pria dan 124 wanita tiba di Mojokerto pukul 11.15 tepat, setelah sebelumnya pesawat mendarat di Bandara Juanda Surabaya.

Untuk mencegah keributan dan desakan antara jamaah dengan keluarga penyambut, panitia penyambutan yang dibantu pihak Masjid Agung Al-Fattah dan petugas Polresta lantas menerapkan sistem pengamanan ketat. Panitia, hanya memperbolehkan satu pihak keluarga masuk ke dalam masjid. Sedangkan lainnya tidak diperbolehkan dengan memberi pagar pembatas menuju akses masuk pintu gerbang masjid yang berhadapan dengan Alun-alun Kota Mojokerto. Itu tak lain, selain untuk menjaga pengamanan, panitia tak ingin terjadi adanya hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti pencurian dan keributan.

Staf Urusan Haji dan Umrah Departeman Agama (Depag) Kota Mojokerto Syamsul Arif mengatakan, perjalanan jamaah haji dari Makkah hingga di Mojokerto tidak menemui kendala apapun. Baik dari kondisi fisik jamaah sendiri, maupun pesawat yang mengantarkan pulang dari Makkah menuju Surabaya.

"Perjalana para jamaah sampai tiba di Bandara Juanda pukul 07.00, Alhamdulillah berjalan lancar. Setelah tiba di Asrama Haji Sukolilo pukul 09.50 kita langsung pulang menuju Kota Mojokerto," ungkapnya dalam sebuah laporan di sesi penyambutan haji yang dihadiri ratusan sanak keluarga, kerabat dan Wakil Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus di Masjid Agung Al-Fattah.

Syamsul mengungkapkan, selama menjalankan ibadah haji, 217 jamaah yang sebagian besar berusia 40 tahun ke atas memang sudah dijalani sesuai ketentuan. Namun, seiring kondisi cuaca dan fisik, sebenarnya para jamaah kerap kali keluar masuk ke rumah sakit di Makkah. Dengan alasan, sedang mengalami berbagai macam penyakit. "Jamaah sering menginap di rumah sakit untuk menjalani perawatan," katanya tanpa menjelaskan lebih detail penyakit yang diderita. Melainkan, untuk menghindari kekhawatiran keluarga di rumah, ketua kelompok masing-masing jamaah haji lebih memilih untuk tidak melaporkan kepada perwakilan Depag atau Pemkot Mojokerto. "Tidak dilaporkan karena untuk menghindari kekhawatiran keluarga yang ada di rumah," tegasnya.

Namun, dari beberapa rukun dan syarat wajib yang wajib yang dilakoni selama berada Makkah dan Madinah, Syamsul mengaku tidak satu pun jamaah yang lalai untuk menjalani. Semua, lanjutnya dilakukan sesuai tahapan dan aturan yang ditentutakan. "Dan Alhamdulillah setibanya di Mojokerto kembali semua dalam keadaan sehat dan baik," terangnya.

Sebanyak 217 jamaah, tidak semua berasal dari Kota Mojokerto. Tetapi, sejak dari awal untuk memenuhi kuota penerbangan, Depag lantas menerima jamaah dari luar daerah. Diantaranya, Surabaya, Sidoarjo, Gresik Jombang dan satu jamaah asal Nusa Tenggara Barat.

Sementara itu, Wakil Walikota Mojokerto Mas'ud Yunus atas nama pribadi dan Pemkot Mojokerto menyatakan banyak terima kasih pada Depag dan perwakilan kelompok yang setia mendampingi para jamaah. Itu tak lain, lantaran selama menjalankan ibadah haji, diyakini bukan hal ringan, tetapi cukup berat, butuh perjuangan dan keihklasan. "Semoga jamaah menjadi haji yang mabrur. Tetapi, setelah menjalani ibadah haji ini kami harapkan, lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan," paparnya. (ris/nk)

Sumber : Radar Mojokerto