blog-image

MOJOKERTO - Prioritas kebersihan dan keindahan kota tampaknya terus diasah Pemkot Mojokerto. Setelah membuat taman bunga di bantaran Sungai Brantas, Jalan Brawijaya, Kelurahan Kauman, Kecamatan Prajurit Kulon, kini taman serupa kembali dibangun. Melalui Kantor Lingkungan Hidup (KLH) taman tersebut berdiri di area bantaran sungai sadar di Jalan Raya Tropodo, Kelurahan Meri, Kecamatan Magersari. Selain untuk melestarikan kawasan bantaran sungai, taman yang masih dalam proses pengerjaan itu bertujuan menambah daya tarik ruang kota.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Sutarwanto, mengatakan pelaksana pembangunan taman tersebut sebenarnya adalah wewenang KLH. ''Itu bukan program DKP, tapi program KLH yang sengaja dibangun untuk dimanfaatkan bantaran sungai," ungkap Sutarwanto, kemarin.

Taman yang sudah dibangun sejak beberapa pekan lalu, memang memilki fungsi yang sama laiknya taman bunga di Jalan Bhayangkara yang sebelumnya sudah ada. Selain mempercantik tata ruag kota, fungsi taman tersebut diharapkan mampu menahan bantaran sungai sadar. Diantaranya, dengan memperbanyak bunga-bunga dan pohon. ''Tapi soal dana saya tidak tahu. Yang jelas posnya ada di KLH. Hanya, sebelumnya kita sudah diajak koordinasi. Setelah dibangun kita (DKP, Red) yang merawatnya," terangnya.

Bangunan yang berada di lahan kosong sepanjang sekitar 300 meter itu juga dilengkapi dengan fasilitas yang lain. Semisal monumen Mojokerto berseri berdiri kokoh menghadap jalan sepanjang sekitar 7 meter dan tempat duduk. Hal itu tak lain, agar warga kota dapat memanfaatkan dengan baik keindahan dan tata ruang yang disediakan. ''Yang penting jangan ditempati kegiatan lain (negatif, Red). Termasuk untuk menghindari penggunaan wilayah kosong oleh pihak lain," imbuhnya.

Dia menambahkan, diharapkan dengan keberadaan taman bunga tersebut, masyarakat kota yang belum melaksanakan pola hidup bersih dan sehat bisa berubah. Semisal, tidak lagi membuang sampah dan kotoran di dalam dan area sungai. Sehingga, dampak yang ditimbulkan adalah bukan saja sungai kumuh dan kotor, melainkan menyebabkan berbagai macam penyakit. ''Paling tidak seperti itu, merubah pola hidup kotor dengan tidak membuang sampah sembarangan di sungai. Sehingga manfaat yang didampat sungai menjadi bersih dan sehat," tegas mantan Kabag Ortala Pemkot itu.

Sementara itu, perihal tersebut Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Subianto, belum memberikan keterangan. Saat dikonfirmasi Darmo melalui telepon dan kirim SMS, yang bersangkutan tidak membalas. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto