Sembako Merangkak Naik
  • Post by Kota on 08 December 2009
blog-image

Jelang Natal dan Tahun Baru

MOJOKERTO - Menjelang Natal 2009 dan tahun 2010 harga sembako di pasar mulai merangkak naik. Beberapa kebutuhan yang mengalami kenaikan diantaranya gula pasir, beras dan minyak goreng. Kenaikan sembako itu berkisar antara Rp 300 hingga Rp 500.

Miftahul Hilmi, salah satu pedagang sembako di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto, mengatakan, kebutuhan pangan yang dijualnya sebagian besar memang mengalami kenaikan sejak seminggu yang lalu. Untuk gula pasir, kata Hilmi, saat ini dijual dengan harga Rp 9.300 per kilogram. Padahal dalam tiga hari lalu, harganya masih relatif normal yakni Rp 8.800 per kilogram. ''Sudah tiga hari ini harga gula pasir yang kita jual mengalami kenaikan,'' katanya saat ditemui di toko sembako miliknya.

Kenaikan yang sama juga terjadi pada minyak goreng (migor). Bila sebelumnya migor berjenis curah itu, konsumen membeli dengan harga Rp 7.600 per kilogram, kini dijual dengan harga Rp 7.800. Atau mengalami naik Rp 200 per kilogram. ''Kalau migor itu sudah naik sejak satu minggu lalu. Padahal sebelumnya kita menjual dengan harga normal," katanya.

Tidak hanya gula pasir dan migor, Hilmi mengaku, dagangan lain berupa beras jenis IR 64 dan jenis bramu sama-sama mengejar. Bagi jenis beras IR 64, sebelumnya dijual dengan harga Rp 5.300 per kilogram, sekarang dia dan beberapa pedagang lain menjual Rp 5.500 per kilogram. ''Sedangkan jenis bramu sekarang dijual Rp 6.500 per kilogram. Dan kenaikan untuk beras ini sudah terjadi selama satu minggu lalu," terangnya.

Ali Imron, pedagang lain mengatakan, naiknya beberapa harga sembako tersebut memang akibat beberapa hal. Diantaranya, laiknya hukum pasar, jelang hari besar keagamaan, kenaikan harga kebutuhan pokok seakan tidak bisa terbendung. ''Seperti sudah biasa menghadapi libur keagamaan harga seperti ini sembako pada naik. Khususnya gula pasir, beras dan migor," katanya.

Tidak tahu persis apa penyebab pasti naiknya harga sembako tersebut, namun Imron menduga, seiring meningkatnya permintaan, stok barang di tingkat distributor kian menipis. ''Sama dengan beras. Apalagi sekarang memasuki masa tanam. Kemungkinan stok di tingkat petani juga mulai menipis," tegasnya.

Kendati demikian, terkait kenaikan itu, jumlah konsumen masing-masing pedagang tidak berdampak. Sebaliknya, permintaan konsumen malah kian meningkat seiring kebutuhan jelang natal dan tahun baru. ''Katakan untuk hari biasa kita habis 2 kuintal perhari sekarang permintaannya bertambah. Termasuk beras, per hari kita bisa menjual 1 kuintal, bahkan lebih," bebernya.

Lain halnya dengan masyarakat selaku konsumen. Akibat kenaikan harga sembako tersebut, mereka mengaku cukup keberatan. Disamping naiknya harga sembako secara bersamaan, biaya yang dikeluarkan sekarang terlalu tinggi. ''Tidak sebanding dengan pendapatan kita. Jika biasanya dapat 5 jenis, kini hanya bisa dibelikan 3 jenis," kata Astutik, warga Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajurit Kulon.

Karena itu, dia berharap pada Pemkot Mojokerto untuk segera mengambil langkah yang dapat menyentuh langsung masyarakat. Semisal menggelar operasi pasar untuk mengembalikan sembako pada harga semula. ''Kami khawatir jika ini (kenaikan, Red) terjadi terus-menerus. Jangan buat kondisi kami sulit malah bertambah sulit," tandasnya. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto