2010, Ukm Disuntik Rp 1,8 M
  • Post by Kota on 07 December 2009
blog-image

Terbentur Megaproyek RSUD, Anggaran Tak Naik

MOJOKERTO - Anggaran perkoperasian dan UKM di Kota Mojokerto pada tahun 2010 mendatang dipastikan tidak mengalami perubahan. Sama seperti tahun 2009, yakni hanya sebesar Rp 1,8 miliar. Itu karena pemkot masih memprioritaskan pelaksanaan pembangunan megaproyek berupa RSUD Surodinawan yang menelan anggaran sebesar Rp 120 miliar.

Demikian itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi  dan UKM, Harlistyati, kemarin pada Darmo. Menurutnya, anggaran Dinas Koperasi dan UKM (Diskop UKM) pada tahun 2010 memang tidak mengalami kenaikan dibanding tahun 2009. Kondisi demikian, kata Harlis, hingga tahun anggaran 2010 pemkot masih akan menyesuaikan kekuatan APBD yang sebagian masih terserap pada pembangunan multiyears RSUD sejak tahun 2008 lalu. ''Anggaran kita masih sama seperti tahun 2009. Sebab kita menyesuaikan kekuatan anggaran yang ada untuk pembangunan rumah sakit," katanya.

Menurutnya, meski tidak mengembang, dengan kekuatan anggaran tersebut, Diskop UKM sudah memproyeksikan program dan kegunaannya. Yakni untuk meningkatkan dan mengangkat koperasi yang kurang aktif supaya diaktifkan kembali. ''Caranya kita lakukan evaluasi dengan disusul pembekalan. Agar bisa aktif lagi dan bermanfaat bagi masyarakat kota," imbuh perempuan berjilbab ini.

Selain koperasi, bidikan lain guna memanfaatkan anggaran, Diskop UKM bakal memprioritaskan pengembangan dan pemasaran masing-masing UKM dan kerajinan yang ada. Meliputi kerajinan Batik Majapahit, Miniatur Kapal, serta kerajinan alas kaki. Menyusul beberapa UKM tersebut, kata Harlis, kian tahun kondisinya mulai membaik. ''Kerajinan-kerajinan itu sudah bagus dan bisa dibanggakan," terangnya.

Kerajinan batik meski tergolong masih muda, namun sistem pemasaran saat melalui buyer (pembeli) pada perajin langsung ini dinilai sudah berjalan. Bahkan, sekupnya mencapai tingkat regional dan nasional. ''Makanya sebagai penunjang pemasaran tingkat internasional, khusus miniatur kapal rencananya  akan kita sertakan dalam pameran internasional melalui Provinsi Jatim," paparnya.

Sedangkan bagi kerajinan alas kaki berupa sepatu dan sandal yang mendominasi kerajinan di Kota Mojokerto, Harlis menuturkan, melalui koperasi yang ada, proses pemasaran terus merangkak naik. Baik melalui perorangan maupun mereka  yang tergabung dalam organisasi alas kaki. Akan tetapi, untuk lebih mengoptimalkan, lanjut Harlis, Diskop UKM bakal melakukan koordinasi dengan pemda lain di Jatim. Yakni sedianya menggunakan produksi alas kaki perajin Mojokerto. ''Tahun depan (2010, Red) kita akan kerja sama dengan Pemkab Tulungagung. Yang mana, PNS di sana akan menggunakan sepatu asal Kota Mojokerto. Soal anggaran nanti menyesuaikan, tanpa mengurangi kualitas dan mutu," tegasnya.

Dia menambahkan, sebagai penunjang program-program tersebut, Diskop UKM tidak hanya akan mengandalkan anggaran yang bersumber dari APBD pemkot, melainkan direncanakan pemkot bakal mendapat kucuran dana segar sebesar Rp 1 miliar dari Provinsi Jatim pada tahun 2010. Anggaran tersebut kiranya dijadikan suntikan pendukung pengembangan Koperasi dan UKM di Kota  Mojokerto. ''Artinya dana itu akan digunakan sebagai penunjang koperasi  dan UKM,"  tandasnya. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto