blog-image

MI Nurul Huda 2 Surodinawan Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto, Jum’at (30/10) mendapat kunjungan Tim Penilai PSN Tingkat Propinsi yang disambut oleh Walikota Mojokerto dengan didampingi Wawali, Sekda, Ketua TP PKK Kota Mojokerto, Kepala Dinas/Instansi terkait, ulama, tokoh masyarakat dan kader jumantik. Tim penilai yang diketuai oleh Drs. Nawawi, M.Si dari Kanwil Depag Propinsi Jatim disambut para siswi dengan menggunakan tiga bahasa yaitu Indonesia, Arab dan Inggris, paduan suara serta tari-tarian dari murid MI Nurul Huda 2.

Unsur tim penilai dari propinsi ini terdiri dari Drs. Imam Suyuti Kwarda Gerakan Pramuka, drg. Endang Sri Sunarjati dari Dinas Pendidikan, Dra. Roestiningsih dari Dinas Kominfo, Siti Murtini dari Dinas Kesehatan, Drs. Zainal Arifin dari Bagian Kesra dan Drs. H. Nawawi, M.Si dari Kanwil Depag Propinsi Jawa Timur.

Maksud dan tujuan kedatangan tim penilai ini adalah menindaklanjuti penilaian administrasi yang masuk di propinsi untuk tingkat SD/MI yang diikuti oleh 38 Kabupatan Kota se Jawa Timur, dan MI Nurul Huda 2 Kota Mojokerto masuk dalam sembilan besar. “Dari sembilan besar ini nanti akan diambil enam besar dan nantinya akan masuk ke tingkat nasional,” kata Nawawi.
Sementara Walikota Mojokerto Ir. H. Abdul Gani Soehartono, MM dalam sambutannya mengatakan kedatangan tim ini merupakan kehormatan bagi kota Mojokerto. Program pendidikan dan kesehatan merupakan prioritas di kota Mojokerto karena negara yang kuat jika masyarakatnya sehat. “Hal ini bisa terwujud jika pendidikan dan kesehatan bisa berjalan selaras dan seimbang. Hasil dari pendidikan ini tidak bisa dilihat dari setahun dua tahun ke depan melainkan beberapa tahun mendatang.” ungkapnya.

“Ibarat membangun rumah kita harus memberi pondasi yang kuat, hal ini bisa bisa terwujud jika anak-anak kita sedini mungkin diberi pendidikan agama dan budi pekerti agar kelak jadi penerus bangsa yang baik dan bertanggung jawab,” kata Walikota.

Lebih lanjut dikatakannya anak-anak sekolah ini dikader agar bisa menjadi penerus kader yang sekarang ada. Hal ini dididik sejak dini, dengan membudayakan Hari Jum’at Hari PSN serta 3 M Menguras, Menutup dan Mengubur. “Kita laksanakan PSN disamping membersihkan sarang nyamuk juga membersihkan rumah dan lingkungan sekitar kita, tapi kalau dengan fogging hanya memberantas nyamuk dewasa saja,” paparnya.

Dalam penilaian ini tim disebar di berbagai sektor sesuai dengan bidangnya, diantaranya dengan memeriksa kamar mandi dan lingkungan sekitar sekolah serta masuk ke tiap kelas untuk bertanya kepada para siswa seputar pemberantasan sarang nyamuk. Disamping itu penilai juga mendatangi warga masyarakat dengan radius 500 meter untuk menanyakan kepedulian sekolah kepada masyarakat. Ketua tim juga mengumpulkan dinas/instansi terkait untuk mengetahui sejauh mana efektifitas PSN serta keterlibatan dinas terkait terhadap program PSN tersebut. (Rr-Humas)