Wawali: Ortu Harus Ikut Terlibat
  • Post by Kota on 27 October 2009
blog-image

Saat Menghadiri SSBO SMP Islam
MOJOKERTO - Progam wajib belajar (wajar) 12 tahun yang telah dicanangkan Pemkot Mojokerto tidak saja membutuhkan peran pemda, sekolah atau lembaga pendidikan. Namun, untuk mendukung program tersebut dibutuhkan peran orang tua. Terutama pendidikan anak di dalam rumah dan lingkungan.

Tanpa hal itu, dikhawatirkan pendidikan yang sudah didapat di sekolah tidak bisa diaplikasikan. Sebab orang tua berfungsi sebagai pengawas dan kontroling di luar sekolah.

Demikian itu disampaikan Wakil Walikota Mojokerto, Mas'ud Yunus di SMP Islam Brawijaya Kota Mojokerto, dalam Sekolah Sehari Bersama Orang Tua (SSBO), kemarin.

Orang nomor satu di Pemkot Mojokerto ini mengatakan, pendidikan di era saat ini dinilai cukup berat. Diantaranya terjadi pada tingkat pranata dan usia dewasa. Sebab, dalam usia-usia tersebut, akan banyak kerawanan perilaku dan pandangan negatif yang mudah mengancam. ''Artinya dengan kondisi pendidikan saat ini tidak bisa cukup menggantungkan sekolah begitu saja. Tapi peran orang tua dan lingkungan sangat mendukung," ujarnya.

Pendidikan berat, kata Mas'ud Yunus meliputi segala bidang. Baik pergaulan di sekolah dan lingkungan, perilaku terhadap orang tua dan orang lain serta kebiasaan anak itu sendiri. Sebab, hal itu tidak bisa dilepaskan dengan pendidikan dunia dan akhirat.

Oleh karenanya, agar keduanya dapat seimbang, pada sekitar 300 wali murid dari 150 murid kelas 7 SMP, Mas'ud Yunus meminta supaya mereka mengedepankan tiga hal yang dapat memengaruhi pendidikan. Masing-masing peran orang tua, sekolah dan lingkungan masyarakat. ''Karenanya orang tua harus memberikan pendidikan yang baik pada anak,'' terangnya.

Pendidikan baik, kata pengasuh Ponpes Al-Amien Sooko Kabupaten Mojokerto itu tak lain adalah dengan memberi dan mengarahkan pada hal-hal postif. Semisal orang tua aktif memberi motivasi, menyediakan fasilitas pendidikan, kontrol serta menjalin komunikasi yang baik sesama keluarga. ''Contoh kecil saling salam dam salim saat berangkat dan pulang sekolah. Dengan begitu ke depan pendidikan yang bermoral dan bermartabat akan terwujud dengan baik," paparnya.

Untuk pencerahan, sekolah sehari bersama orang tua tersebut juga mendatangkan dua narasumber yang berlatarbelakang politik dan pendidikan. Masing-masing Yazid Qohar mantan anggota DPRD Kabupaten asal FKB serta Syueb Khariry, adik sekaligus mantan anggota DPRD Kota juga dari FKB.

Kepala Sekolah SMP Islam Brawijaya, Sukisno mengungkapkan, minimnya komunikasi antara wali murid dengan anak sudah semestinya disikapi. Salah satunya melalui SSBO yang satu-satunya hanya ada di Kota Mojokerto. Pasalnya, untuk mewujudkan harmonisasi orang tua dan anak harus diawali dengan membangun kesadaran hubungan antar keduanya. ''Dengan kata lain, guru sebagai pendidik di sekolah. Maka orang tua berkewajiban mendidik anak di rumah," tandasnya. (ris/yr)

Sumber : radar mojokerto