Tiga Fraksi Kuasai Komisi
  • Post by Kota on 23 October 2009
blog-image

Perebutan Ketua, FKB Gigit Jari

MOJOKERTO - Kekuatan parlemen di Gedung DPRD Kota Mojokerto periode 2009-2014 dipastikan milik partai-partai berjaya pada pemilihan legislatif (pileg) lalu. Setidaknya itu terbukti pada pembentukan tiga komisi yang berlangsung kemarin. FPDIP, FPAN dan FPD berhasil menduduki kursi sebagai ketua komisi.

Masing-masing Gatot Supriyadi terpilih menjadi Ketua Komisi I (Pemerintahan), Salahuddin sebagai Ketua Komisi II (Perekonomian dan Pembangunan) serta Nur Aida Rahayu Ningsih menjabat sebagai Ketua Komisi III (Kesra). Praktis dengan begitu dua fraksi utuh FKB dan FPG yang sebelumnya juga sama-sama melirik menjadi ketua komisi, harus rela mendapat jatah sebagai anggota biasa.

Namun, dibandingkan dengan FPG, nasib fraksi berlambang bola dunia kurang beruntung. Ketiga anggota fraksi yakni Abdullah Fanani, Achmad Rusyad Manfaluti dan Junaidi tercatat sebagai anggota saja. Sedangkan FPG yang semula ngotot mengusulkan V. Darwanto menjadi Ketua Komisi III, hanya mendapat jatah sebagai Sekretaris Komisi II, yaitu Sonny Basoeki Rahardjo.

Memang, dalam proses pemilihan ketua tiga komisi yang diawali dengan pembagian komisi oleh pimpinan dewan, sesuai usulan yang disampaikan masing-masing fraksi. Bahkan semula terlihat tegang. Namun, melihat hasil pemilihan dan pembentukan yang berlangsung tertutup diwarnai kejutan.

Walaupun masuk satu Fraksi Gabungan dua anggotanya berhasil memosisikan menjadi sekretaris di dua komisi. Masing-masing Odiek Prayitno di Komisi I dan Nuryono di Komisi III, keduanya asal Fraksi Peduli Hati Nurani dan Keadilan (FPHNK). Padahal, sejak awal dua fraksi tersebut terkesan diam, dan terkesan tidak diperhitungkan. ''Fakta yang terjadi memang demikian. Fraksi yang mendapat kursi banyak di parlemen itu yang mendominasi,'' ungkap Drajat Stariadji sekretris FPKN yang masuk dalam komisi III.

Hasil pemilihan ketua komisi tersebut memang tidak jauh dari komunikasi politik antarfraksi yang belakangan terus menghangat. Khususnya deal-deal yang terbangun dari partai besar. Maka tidak heran, jika kekuatan pada alat kelengkapan dewan, ada yang menyebut ibarat paket yang tidak bisa dipisahkan. ''Kalau pun harus melalui aturan rembug antaranggota komisi, itu hanya polesan saja. Yang jelas, fraksi-fraksi kecil harus puas dengan posisi yang ditawarkan oleh tiga fraksi besar. Mau tak mau harus diterima,'' celoteh salah satu anggota dewan yang ditemui seusai mengikuti pemilihan komisi.

Sesuai tahapan selanjutnya, tidak lama setelah pembentukan tiga komisi, DPRD lantas menggelar rapat paripurna pembentukan komisi. Sekaligus pengesahan pimpinan dan anggota yang berada didalam Komisi I, II dan III.

Menanggapi hasil tersebut, Ketua FKB Abdullah Fanani, justru terlihat dingin. Sebaliknya dia menilai posisi sebagai anggota biasa merupakan sikap politik FKB yang telah diputuskan dalam rapat partai. ''Dari awal kita putuskan tidak ke sana (Ketua Komisi, Red). Sudah menjadi sikap partai kalau FKB akan memosisikan sebagai anggota saja,'' katanya.

Kendati demikian, Fanani mengaku pihaknya tidak lantas mengendurkan tugas kelembagaan atau bahkan kecewa dengan hasil yang ada. Namun, FKB tidak akan mengurangi konsistensi dalam menjalankan tugas kelembagaan. ''Paling tidak kita akan optimalkan peran fraksi untuk menerima aspirasi dari masyarakat. Yang penting tidak mengurangi konsistensi anggota dewan,'' kilahnya.

Sementara itu Ketua DPRD Kota Mojokerto, Mulyadi mengungkapkan, proses pembentukan dan pemilihan ketua komisi semua sudah dilakukan sesuai aturan dan mekanisme yang tertuang dalam UU Nomor 27/2009 tentang MPR, DPR, dan DPRD. Terlebih langsung diitetapkan dalam sidang paripurna. ''Tidak ada yang dipercepat,'' tukasnya.

Sedangkan, disinggung terkait istilah ''paket'' dalam posisi di masing-masing komisi hasil runding politik antarfraksi, Mulyadi menampiknya. Dengan alasan, penentuan ketua komisi dilakukan melalui forum pemilihan anggota yang tergabung dalam masing-masing fraksi. ''Penentuan jabatan kan terjadi di keanggotaan komisi. Lalu apa yang dipaketkan?'' tukas politisi PAN ini. (ris/yr)

sumber : radar mojokerto