blog-image

Sebanyak 7 komunitas pemusik jalanan dan satu pemusik single beradu kreativitas dalam acara Festival Musik Anak Jalanan dan Anak Terlantar yang digelar oleh Dinas Sosial Kota Mojokerto di halaman kantor Dinas Sosial, Sabtu (17/10) pagi.
 
Kepala Dinas Sosial Kota Mojokerto Hadi Moelyono mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan bakat dan minat para pemusik jalanan. “Dipilihnya tema ini bukan berarti kami menganggap Anda sebagai anak jalanan dan terlantar lantas memandang sebelah mata, namun ini sesuai dengan apa yang tertera dalam APBD dan kami berharap kegiatan ini dapat bermanfaat,” harapnya.
 
Acara dibuka secara resmi oleh Su'udiyah, M.Pdi, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kota Mojokerto, dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini banyak musisi atau penyanyi yang berangkat dari nol namun bisa meraih kesuksesan, dan salah satu keberhasilannya adalah karena “nyleneh” dalam bermusik. Dirinya mengambil contoh tokoh almarhum Mbah Surip, dengan konsep musik yang lain daripada yang lain ditambah dengan ciri khas rambut gimbal dan gaya tertawanya ia mampu mencapai popularitas. Lagunya pun banyak dikenal oleh semua lapisan masyarakat.
 
“Festival ini merupakan ajang beradu kreativitas dalam bermusik, namun yang tidak kalah pentingnya perlu juga dipikirkan ialah cita-cita ke depan bagi para pemusik ini apakah bidang ini hanya sebagai hobi saja atau sebagai ladang penghasilan,” lanjut mantan Kepala Dinas Sosial ini.  
 
Bertindak sebagai dewan juri dalam ajang ini yaitu Erwan Affandiono (Pendiri Komunitas Girilaja), Oki Sunarto (Biro Musik Dewan Kesenian Kota Mojokerto) dan Bagus Mahayasa (Ketua Lidhie Art Forum) menetapkan bahwa pemenang dalam festival ini adalah komunitas musik Achilles yang berhasil meraih juara pertama dengan membawakan musik ciptaannya sendiri dengan judul Indonesia Bangkit dan Perempuan Malam  (meraih trophy + uang pembinaan sebesar Rp. 700. 000,-), juara II : komunitas musik PJK menyanyikan lagu  Tak Kusangka Tak Kuduga dan Pohon Rindang  (trophy + Rp. 600.000,-), juara III: komunitas musik Kayu Tangan menyanyikan Lagalugu dan Jakarta (trophy + Rp. 500. 000,-). Sementara juara harapan I komunitas Kertapala dari Panggreman menyanyikan lagu Stasiun Nganjuk dan harapan II komunitas Korat-Karet dari Prajuritkulon menyanyikan lagu Berita Cuaca dan Pelangi.
 
Selain itu komunitas musik yang tampil dalam ajang ini yaitu Memo dengan lagu Sally Sendiri dan Perjalanan Ini, The Bijis Berita Cuaca (Gombloh) dan Pramuria. Pemusik single yaitu Khan dengan lagu Menghitung Hari. (Rr-Humas)