Disaput Terik, Siswa Gelar Doa
  • Post by Kota on 06 October 2009
blog-image

MOJOKERTO - Gempa tektonik berkekuatan 7,6 skala richter yang meluluhlantakkan Sumatera Barat hingga menyebabkan ratusan korban jiwa Rabu (30/9) lalu, terus mendapat simpatik. Bukan hanya dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa, kalangan pelajar pun tak mau ketinggalan.

Kemarin, ratusan pelajar SMAN 3 Kota Mojokerto menggelar salat gaib dan doa bersama yang ditujukan pada semua korban bencana alam itu. Meski hanya beralaskan koran dan dibawah terik matahari, mereka rela meluangkan waktu belajar selama satu jam untuk sekadar berkirim doa.

Dengan dipimpin oleh guru agama setempat, para pelajar terlihat khusuk saat menjalankan salat gaib dan doa bersama. ''Semoga doa yang kita panjatkan itu dapat mengurangi beban para korban. Teruma mereka yang meninggal dunia akan mendapat tempat yang mulai di sisi Allah SWT," ujar Savira, salah satu siswa.

Selain 670 pelajar terdiri atas kelas I, II dan III, aksi kepedulian yang berlangsung pukul 08.00 itu juga diikuti oleh dewan guru. Bahkan Kepala Dinas P dan K menyempatkan diri untuk hadir di tengah-tengah mereka.

Dalam kesempatan itu, kendati tidak ada sanak keluarga dan kerabat siswa atau pun guru yang menjadi korban, namun rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air seakan membakar semangat mereka untuk melakukan aksi lain berupa galang dana.

Melalui Osis, seusai doa dan salat bersama, mereka lantas mengumpulkan dana semampunya yang akan disalurkan pada para korban, dengan cara mendatangi masing-masing kelas. ''Syukur alhamdulillah aksi galang dana hari ini kita bisa mendapat Rp 2,5 juta. Semua itu berhasil kami kumpulkkan atas solidaritas teman-teman," terang Octavia, salah satu pengurus Osis.

Kepala SMAN 3, Wahyono mengaku aksi solidaritas pelajar tersebut terjadi secara spontanitas. Kerapnya media memberitakan kondisi para korban lantas memantik meraka untuk turun tangan dengan cara sendiri. ''Rencananya anak-anak akan terus menggalang dana hinga Rabu (7/10) besok," tuturnya.

Sementara itu Kepala Dinas P dan K, Suharto menyambut positif inisiatif yang ditunjukkan para pelajar. Meski mengorbankan sedikit jam belajar mengajar, namun aksi sosial tersebut dianggap cukup mulia. Bukan saja menunjukkan kebersamaan dan persaudaraan, doa dan salat bersama yang disertai galang dana itu diharapkan bisa mengurangi beban para korban.

''Melalui MKKS dan semua sekolah kita intruksikan mereka juga menggalang dana yang sama sampai dua hari ke depan. Selanjutnya, hasil dari penggalangan dana itu akan kita salurkan pada mereka yang membutuhkan," papar Suharto. (ris/yr)

Sumber : Radar mojokerto